Selasa 31 Mar 2015 23:59 WIB

Dakwah Islam Harus dengan Cara-Cara Hikmah

 Ustaz Yusuf Mansur bersama kang Erick dan Fahira Idris tampil pada acara 'Dakwah On The Street' yang digelar iHAQi di Car Free day (CFD) Jl Dago, Kota Bandung, Ahad (15/2).   (Republika/Muhammad Taufik Hidayat)
Ustaz Yusuf Mansur bersama kang Erick dan Fahira Idris tampil pada acara 'Dakwah On The Street' yang digelar iHAQi di Car Free day (CFD) Jl Dago, Kota Bandung, Ahad (15/2). (Republika/Muhammad Taufik Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang Prof Muhibbin Noor menegaskan dakwah ajaran Islam harus dilakukan dengan cara-cara hikmah atau bijaksana. "Memang ada seruan mengajak orang lain melalui dakwah, namun dakwah harus dilakukan dengan hikmat atau bijaksana," katanya, usai pengukuhan guru besar ke-26 UIN Walisongo Semarang, Selasa (31/3).

Dalam Alquran Surat An Nahl: 125, kata dia, ada seruan untuk berdakwah dengan hikmat, seperti melalui kata-kata yang baik atau berdiskusi, bukan dilakukan dengan cara-cara kekerasan. Menanggapi adanya paham radikal, seperti Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) yang melakukan cara-cara kekerasan, guru besar ilmu hadis itu mengatakan mereka memahami Islam secara keliru.

Ia mengakui memang ada ayat Alquran yang menyerukan umat Islam untuk memerintahkan sesuatu yang benar dan mencegah sesuatu yang munkar, tetapi ayat itu ditujukan kepada mereka yang memiliki kewenangan. "Artinya begini, yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah mereka yang memang diberi kewenangan yang bisa memaksa orang lain, seperti para penegak hukum, polisi, hakim, dan sebagainya," katanya.

Namun, kata dia, orang-orang sipil yang tidak memiliki kewenangan memaksa tidak bisa menggunakan ayat itu sebagai dasar untuk melakukan tindakan kekerasan dalam berdakwah atau mengajak orang lain. "Mestinya, ayat itu ditujukan bagi aparat penegak hukum. Orang-orang sipil yang tidak memiliki kewenangan memaksa, ya, harus mengajak dengan cara-cara yang baik, diajak berdiskusi, misalnya," katanya.

Makanya, ia mengingatkan ayat-ayat suci Alquran harus dipahami secara benar, seperti pemaknaan jihad yang tidak melulu dengan jalan kekerasan karena jihad terbesar adalah melawan hawa nafsu. Ditanya kekhawatiran paham ISIS yang menyasar kalangan pemuda, ia mempercayai mahasiswanya tidak sampai terbujuk ajakan paham ISIS karena selama ini terus dibekali dengan pemahaman Islam yang benar.

"Ya, kalaupun mungkin ada mahasiswa kami yang sedikit menyimpang, Insya Allah kami bisa melakukan 'counter'. Mahasiswa kami sudah dibekali dengan pemahaman akan toleransi beragama," pungkas Muhibbin.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement