REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Himpunan Penyelenggraan Haji dan Umrah Khusus (Himpuh) mengatakan, sejauh ini belum ada indikasi jika travel haji dan umrah ikut menunggangi WNI untuk menjadi anggota ISIS. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Himpuh, Baluki Ahmad.
Menurutnya, pihak travel haji dan umrah tidak akan melakukan peningkatan pengawasan kepada jamaahnya. Ini dikarenakan, memang tidak ditemukan keterlibatan travel umrah dalam kasus ini. Namun, pihak perjalanan akan mengingatkan kepada jamaah untuk berhati-hati saat melakukan ibadah.
Ia mengaku tidak setuju jika DPR meminta Kemenag memberhentikan aktivitas dari travel umrah dan haji untuk sementara waktu. Ia mengatakan, DPR harus memahami permaslahan yang ada terlebih dahulu bahwa travel umrah dan haji hanya melakukan perjalanan ke Arab Saudi.
Selain itu, langkah tersebut tidak tepat karena ada BIN yang akan bekeja sesuai tugasnya. Langkah pemberhentian ini juga akan menghalangi niat seseorang untuk beribadah.
"Salah itu, pengertian yang salah dan kurang pemahamannya. Makanya pahamin dulu perjalannnya. Jangan dibebani persoalan yang tidak ada . Tunjukan jika ada kejadian yang menyangkut travel umrah . Kita belum dapat kok," katanya