Kamis 19 Mar 2015 12:29 WIB

Sumber Kehidupan Kian Tercemar, Mari Hemat Air

Peringatan hari air 2015 mengambil tema Air dan Pembangunan Berkelanjutan (Water and Sustainable Development).
Foto: BWA
Peringatan hari air 2015 mengambil tema Air dan Pembangunan Berkelanjutan (Water and Sustainable Development).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mencanangkan 22 Maret sebagai hari air sedunia (World water day). Peringatan ini sebagai salah satu usaha menarik perhatian publik akan pentingnya air bersih dan usaha penyadaran untuk pengelolaan sumber-sumber air bersih yang berkelanjutan. Pada tahun 2015 ini, peringatan hari air mengambil tema Air dan Pembangunan Berkelanjutan (Water and Sustainable Development).

Dalam rangka memfasilitasi kaum Muslimin menunaikan ibadah sunnah wakaf, Badan Wakaf Al-Qur’an dalam berbagai kesempatan menegaskan pentingnya kelestarian air untuk pembangunan berkelanjutan. Pada peresmian sarana penerangan listrik bertenaga air mikrohidro di Dusun Ampiri, Desa Bacu-Bacu Kecamatan Pujananting, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan pada 25 Oktober misalnya, BWA menyegarkan kembali ingatan warga sekitar sungai Ampiri untuk tetap menjaga kelestarian hutan di hulu sungai.

Tujuannya tentu saja agar ketersediaan air tetap terjaga, sehingga pasokan tenaga untuk membangkitkan listrik tetap tersedia. Listrik diperlukan untuk membangun keamanan dengan penerangan malam hari, mendukung pembangunan SDM dengan memperpanjang waktu belajar anak anak sekolah, dan pembangunan ekonomi dengan membuat mesin pemecah kacang berbasis listrik. Dan yang tak kalah pentingnya, dengan kesediaan air yang berkelanjutan itu, dapat menunjang kesehatan fisik dan juga thaharah sebagai syarat sahnya shalat.

Mari hemat air melui kampanye berikut: Peresmian Project Sarana Wakaf Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro BWA-TCIT

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement