REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekjen PP Muhammadiyah Abdul Mukti mengatakan, untuk mendirikan stasiun televisi Islam dengan skala nasional di Indonesia masih dihadapkan kepada sejumlah kendala. Kendala inilah dinilai Abdul yang juga membuat stasiun TV Islam yang pernah ada tidak mendapat respon positif dan perlahan hilang dari peredaran.
“Masalah utama tentu dalam hal keuangan ya, karena mendirikan stasiun TV ini kan harus padat modal, hal ini yang belum sanggup dipenuhi oleh pengusaha Muslim dan juga organisasi Islam,” kata Abdul kepada ROL, Rabu (18/3).
Selain terkendala dari segi pembiayaan, Abdul juga melihat dari sisi pengelolaan stasiun TV juga dituntut untuk memiliki sumber daya manusia yang kuat dan kreatif. Sebab, kunci dalam membangun stasiun TV adalah tenaga SDM yang kreatif agar mendapat respon yang baik dari masyarakat.
Hal inilah kata Abdul yang juga tengah dihadapi oleh televisi-televisi Islam saat ini seperti Rodja TV, aswaja TV, TV Muhammadiyah, TV 9. Di mana tv-tv yang digagas oleh aktivis dan ormas Islam tersebut tidak mampu menjadi daya tarik pemirsa karena hanya menyajikan siaran-siaran yang terkesan monoton, seperti pembacaan ayat suci, pembacaan hadis, siaran langsung tawaf di Mekkah.
“Karena SDM nya tidak kuat, tidak komersial, tidak menguntungkan, jadi ada yang berminat untuk mengembangkan,” ujar Abdul yang juga menjabat sebagai dewan penasehat TV Muhammadiyah ini.
Untuk itulah, Abdul menilai belum saatnya Indonesia mempunyai TV Islam Nasional karena belum menjadi sesuatu yang mendesak. Keberadan TV-TV swasta yang berkonten umum saat ini juga dilihat Abdul juga tidak jarang menayangkajn siaran-siaran yang berisi konten Islam, meskipun dinilainya masih belum mendalam.
Bila butuh informasi terkait keislaman, menurut Abdul masyarakat juga bisa mendapatkannya melalui forum pengajian, siaran radio Islam ataupun melalui dialog langsung dengan ulama-ulama di sekitar. “Jadi kalau saya menilai belum mendesak untuk adanya TV Islam nasional, karena harus melalui persiapan yang matang dan dukungan dari berbagai pihak,” ujarnya.