REPUBLIKA.CO.ID,MACKAY -- Di tengah meningkatnya kesalahpahaman tentang Islam dan Muslim, tokoh Muslim terkemuka dari kota Mackay di pantai timur Queensland mendesak umat Muslim untuk berinteraksi dengan masyarakat luas. Hal ini sebagai metode terbaik untuk menghapus kesalahpahaman.
"Ketika Anda terus melihat satu sama lain dan berbicara satu sama lain, akan mengurangi kemungkinan kekhawatiran yang bisa timbul," ujar Presiden Islamic Research and Educational Academy, Waseem Razvi seperti dilansir onislam, Rabu (11/3).
Ia mengatakan, sudah saatnya umat Muslim berinisiatif untuk menghadiri acara gereja dan festival multikultural yang lebih besar.
Menurutnya, Muslim dan polisi juga harus memiliki hubungan yang lebih dalam. Polisi harus merasa nyaman untuk dapat berinteraksi dengan Muslim dan mengajukan pertanyaan kepada masyarakat yang berbeda dan memiliki tradisi yang berbeda.
Untuk itu, pintu masjid pun dibuka bagi masyarakat, petugas, dan keluarga. Hal ini agar mereka dapat melakukan tur masjid di mana para anggota bertemu masyarakat Islam setempat.
Acara ini dipuji oleh kepolisian yang mendorong petugas lokal untuk mengunjungi masjid dan bekerja dengan masyarakat.
"Seperti yang kita selalu katakan, pemahaman menciptakan toleransi dan kadang-kadang kurangnya masyarakat tentang pemahaman adalah tempat intoleransi mereka berasal, jadi segala sesuatu yang dapat kita lakukan untuk semacam menciptakan di masyarakat dan mendapatkan pesan bahwa di luar sana, adalah lebih baik," ujar Inspektur Craig Sanderson.
Desember lalu, masyarakat Muslim Queensland menyambut orang-orang dari semua keyakinan dan agama untuk menghilangkan beberapa mitos seputar Islam dan mempromosikan pemahaman dan toleransi.
Komunitas Muslim di Australia terdapat 1,7 persen dari total populasi 20 juta jiwa. Namun, sentimen anti-Muslim meningkat setelah serangan antiteror. Bahkan tercatat 15 orang ditangkap di Sydney setelah melakukan aksi tersebut.