Selasa 03 Mar 2015 10:19 WIB

'Provokasi Itu karena tak Senang Umat Islam Maju'

Rep: C62/ Red: Indah Wulandari
Sejumlah mobil dibakar massa saat kericuhan yang terjadi di Kota Ambon, Minggu (11/9). Kericuhan antarwarga di Ambon diwarnai dengan saling lempar batu, memblokir jalan dan merusak/membakar kendaraan. Kericuhan tersebut terjadi akibat warga terprovokasi me
Foto: Antara
Sejumlah mobil dibakar massa saat kericuhan yang terjadi di Kota Ambon, Minggu (11/9). Kericuhan antarwarga di Ambon diwarnai dengan saling lempar batu, memblokir jalan dan merusak/membakar kendaraan. Kericuhan tersebut terjadi akibat warga terprovokasi me

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mudahnya umat Islam di Indonesia terprovokasi oleh pihak eksternal disebabkan oleh beberapa faktor.

“Salah satunya kebangkitan umat Islam dari segi ekonomi, intelektual, pendidikan, dan kesadaran berpolitik. Fenomena ini sangat dikhawatirkan oleh orang yang tidak senang umat Islam itu maju," nilai Sekretaris Umum Pemuda Persatuan Islam (Persis) ustaz Irfan Syafruddin, Senin (2/3).

Misalnya, ujar Irfan, kalau Syiah itu dijadikan tolok ukur untuk membuat kondisi Indonesia tidak aman dan tidak stabil, itu mendandakan ada agenda orang yang benci terhadap umat Islam.

"Memang ini provokasi ingin melemahkan umat Islam. Jadi tetap orang Islam itu dalam keadaan tidak kuat," katanya.

Ia pun memastikan, penyerangan akan terus menerus terjadi antarormas yang berbeda pemahaman kalau polisi tidak menindak tegas pelakunya.

"Karena akhir-akhir ini pola seperti itu membuat orang Islam tidak nyaman," katanya.

Untuk itu, kata Irfan, pihaknya menghimbau untuk tidak terprovokasi dengan kejadian-kejadian yang menghabiskan energi. Dia menyarankan lebih baik lapor polisi daripada melakukan penyerangan balik.

Ia bersyukur,  saat ini umat Islam sudah lebih dewasa sehingga sejumlah kejadian penyerangan tidak berbuah penyerangan balik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement