Selasa 17 Feb 2015 16:50 WIB
Penyerangan Az Zikra

Perwakilan Majelis Az-Zikra dan MUI Gelar Pertemuan Tertutup

Rep: C14/ Red: Winda Destiana Putri
Masjid Az Zikra, Sentul, Bogor.
Foto: Republika/Amin Madani
Masjid Az Zikra, Sentul, Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyerangan oleh sekelompok massa terhadap umat Islam di kompleks Masjid Az Zikra terjadi pada Rabu (11/2) malam di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Ditengarai, massa tersebut memaksa jamaah pimpinan Ustaz Arifin Ilham segera mencopot spanduk yang menyatakan sikap anti-Syiah.

Sehubungan dengan itu, perwakilan Majelis Az Zikra sejumlah belasan orang pada hari ini (17/2) mengunjungi kantor pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta. Mereka didampingi sejumlah perwakilan ormas-ormas lain, seperti Front Pembela Islam (FPI) dan Majelis Mujahidin Indonesia.

Mereka lantas mengadakan pertemuan tertutup dengan sejumlah unsur pimpinan MUI selama hampir dua jam. Setelahnya, juru bicara Majelis Az Zikra, Ustaz Ahmad Syuhada, memberikan keterangan.

 

"Kami sangat menginginkan, MUI Pusat bisa langsung mengeluarkan fatwa bahwa Syiah sesat. Sebab, hingga kini MUI Pusat baru hanya mengeluarkan buku panduan tentang bagaimana umat Islam Indonesia memilah mana (ajaran) yang sesat dan mana yang tidak," ujar Ustaz Ahmad Syuhada saat ditemui seusai pertemuan tertutup itu di Kantor MUI Pusat, Jakarta, Selasa (17/2) sore.

Menurut Ustaz Ahmad, hingga kini baru sejumlah MUI daerah yang sudah dengan tegas membuat fatwa, Syiah sesat. Misalnya, kata Ustaz Ahmad, MUI Provinsi Jawa Timur.

"Harapannya, setidaknya MUI Kabupaten Bogor juga bisa keluarkan fatwa itu."

Terkait penyerangan terhadap Az Zikra itu, Ustaz Ahmad menerangkan, hingga kini tercatat sudah ada 34 orang yang dijadikan sebagai tersangka oleh kepolisian. Namun hal itu tidaklah cukup untuk mencapai keadilan.

"Serangan terhadap Az Zikra ini mungkin jadi strategi test case dari mereka (Syiah). Kalau kami, jelas. Bila mereka tak hentikan perbuatan buruk, maka statement Ustaz Arifin Ilham sudah jelas. Jihad, hadapi mereka," pungkasnya.

Setelah acara pertemuan tertutup itu usai, pihak MUI Pusat sulit ditemui awak media.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement