REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sesuai dengan namanya, Muhsinin memang tergolong orang orang yang baik (muhsinin), karena penjual susu kedelai ini tidak mencampur susu kedelai buatannya dengan pengawet atau zat zat yang merugikan kesehatan. Untuk pemanisnya, lelaki kelahiran Pemalang, 25 Maret 1979, hanya menggunakan gula pasir saja.
Satu kantong susu dihargai Rp 3.000,- cukup terjangkau untuk harga susu di perkampungan dekat tempat tinggalnya di Jalan Lapel No 41 RT 01/05 Losati Jenang, Majenang, Cilacap, Jawa Tengah.
Karena penjual susu serupa terlalu banyak, akhirnya Muhsinin menawarkan susu kedelainya itu ke daerah-daerah yang jauh dari tempat tinggalnya. Biasanya dia menawarkan ke kantor-kantor pemerintahan dan kantor-kantor umum terdekat. Jarak dari rumah ke tempat ia berjualan sekitar 25 kilometer. Selama ini, dia menggunakan motor untuk membawa susunya itu, karena di daerahnya masih susah kendaraan umum.
Penghasilan dari berjualan susu cukup untuk makan istri tercinta Suciawati, dan kedua buah hatinya yakni Aisyah (8 tahun) dan M Darujati (6 tahun). Sedangkan untuk bayaran dan ongkos sekolah anak-anak terkadang Muhsinin harus mengurangi jatah makan, atau pinjam ke tetangga. Jika penghasilan bulan depan lebih besar ia bisa membayar utang itu.
Disamping seorang penjual susu, Muhsinin juga seorang aktivis dakwah yang giat membina masyarakat sekitar. Setahun lalu, satu satunya motor tumpuannya mencari nafkah hilang dicuri orang saat mengisi pengajian di daerah tetangga.
Seolah kehilangan kaki, jualan susu sempat pakum beberapa minggu, sampai akhirnya seorang teman meminjamkan sepeda motor miliknya. “Mas sampean pakai saja dulu kalau punya uang baru sampean bayari,” kenang Muhsinin menirukan ucapan temannya setahun lalu.
Dengan motor pinjaman itu Muhsinin bisa melanjutkan aktivitas mencari nafkah dan mengisi kajian-kajian di tempat yang suit dijangkau jika hanya berjalan kaki.
Setahun berlalu, Muhsinin tak kunjung mempunyai uang untuk bisa membayar motor temannya itu, sedangkan temannya sudah mulai menanyakan pembayaran motor tersebut. “Namun karena penghasilan saya tak kunjung meningkat, sampai saat ini saya belum bisa menyicil motor tersebut,” keluh Muhsinin.
Untuk menambah penghasilannya, dia juga ingin berjualan keripik singkong, karena cukup laku dan tahan lama. Sehingga bayaran dan ongkos anak sekolah lebih terjamin.
Melalui Wasilah Zakat atau Donasi yang Anda tunaikan, InsyaAllah Muhsinin lebih giat berdakwah dan mencari nafkah. Anda pun mendapat aliran pahalanya. YukBantu! Klik disini.