Kamis 15 Jan 2015 18:10 WIB

KUII Bahas Kondisi Umat Islam yang Terpinggirkan

Rep: c16/ Red: Agung Sasongko
Ketua MUI Din syamsuddin (tengah) berbicara dalam konfrensi pers di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI),Jakarta, Kamis (8/1).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Ketua MUI Din syamsuddin (tengah) berbicara dalam konfrensi pers di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI),Jakarta, Kamis (8/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan menyelenggarakan Kongres Umat Islam Indonesia VI atau disingkat KUII-VI 2015 pada 8-11 November mendatang dengan tema 'Penguatan Peran Politik, Ekonomi, Sosial dan Budaya Umat Islam Untuk Indonesia Yang berkeadilan Dan Berperadaban'.

Acara ini dilatarbelakangai dari keprihatinan MUI melihat perkembangan kondisi umat Islam Indonesia saat ini yang semakin mengalami ketertinggalan dalam segala bidang. Padahal, umat Islam telah memberikan kontribusinya secara totalitas demi berdirinya NKRI. Namun, umat Islam Indonesia justru ditinggalkan oleh sistem yang kurang berpihak kepada pemberdayaan umat Islam.

"Dilihat dari lansekap Indonesia terutama Jakarta, aspek kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya umat Islam di Indonesia mulai terpinggirkan oleh oleh kaum-kaum kapitalis," ujar Ketua Panitia Pelaksana, Anwar Abbas, kepada ROL, Kamis (15/1).

Untuk itu, Menurut Anwar, acara yang diselenggarakan di Hotel Inna Garuda Yogyakarta ini bertujuan untuk mengonsolidasi agenda keislaman dan kebangsaan melalui penguatan persatuan umat islam disegala sektor guna memperkuat identitas peradaban Islam di Nusantara. Karena, persatuan, kerukunan, kemajuan dan kemartabatan Islam Indonesia sangat memengaruhi kuat lemahnya bangsa dan Negara Indonesia.

Untuk mencapai tujuan tersebut, ada beberapa materi yang akan dibahas pada KUII-VI 2015. Pertama, format strategis politik Islam Indonesia yang kontributif bagi umat Islam dan protektif terhadap Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.

Kedua, kongres ini juga akan membahas penguatan peran dan akses perekonomian umat Islam, baik secara sistem maupun kelembagaan. Terakhir, reformasi lansekap peradaban Islam mencakup tata ruang dan filosofi spiritualitasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement