REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Sekitar 15.000 warga Jerman ambil bagian dalam demo melawan "Islamisasi di Barat". Demo ini berlangsung di bagian timur Jerman, tepatmya kota Dresden.
"Tolak Syariah Islam di Eropa!" Tulis salah satu demonstran pada banner yang dibawanya. Dipilihnya kota Dresden sebagai lokasi demo karena kota ini merupakan tempat kelahiran organisasi masyarakat yang bernama Patriotic Europeans Against the Islamisation of the West(Pegida), yang merupakan pelopor aksi demo ini.
Menteri Peradilan Heiko Maas menyatakan aksi protes Pegida sebagai sebuah aib memalukan. Akan tetapi, salah satu partai bernama Alternativ fuer Deutschland (AfD) justru menaruh simpati terhadap aksi protes ini. Menurut Ketua AfD, Bernd Lucke, tuntutan warga Jerman dalam aksi tersebut masuk di akal.
Meski demo protes ini bertajuk anti Islam, dengan mudah dapat terlihat bahwa sebagian besar yang diprotes oleh orang-orang Jerman tersebut ialah angka imigrasi dan pencari suaka yang tinggi. Imigrasi itu sendiri telah menjadi momok bagi Jerman pada tahun ini. Salah satu faktor penyebab imigrasi ini ialah perang di Suriah dan Irak.
Meski banyak warga Jerman yang ikut dalam aksi protes ini, banyak pula warga jerman yang berpikir sebaliknya. Banyak dari warga Jerman yang justru merasa malu dengan adanya aksi protes ini. Tak hanya itu, mereka pun merasa takut dengan banyaknya warga yang ikut dalam aksi protes ini serta dukungan yang diberikan oleh para demonstran pada kelompok-kelompok sayap kanan.