REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ikatan Ulama dan Da'i Asia Tenggara telah terbentuk pada Sabtu (29/11) kemarin di Depok, Jawa Barat. Lembaga ini merupakan wadah silaturahim para ulama se-Asia Tenggara dalam mewujudkan peradaban Islam di kawasan ini.
"Bagus ada inisiatif membentuk lembaga ini, agar dakwah Islam di Asia Tenggara lebih efektif," kata Menurut Ketua PP Muhammadiyah Yunahar Ilyas, Senin (1/12).
Yunahar menyampaikan, Ikatan Ulama dan Da'i Asia Tenggara mempererat hubungan para ulama di kawasan Asia Tenggara. Ini juga mampu membantu dan mendukung kaum Muslim di negara-negara Asia Tenggara yang mayoritasnya berpenduduk nonmuslim. Misalnya, Laos, Myanmar, atau Filipina.
Selain itu, lanjut Yunahar, lembaga ini dapat menggiatkan kegiatan-kegiatan keilmuan Islam (halaqah).
"Mereka (kaum minoritas muslim) itu berharap banyak dari kita, sebagai mayoritas muslim di kawasan Asia Tenggara," ungkap Yunahar.
Ia juga berharap agar Ikatan Ulama dan Da'i Asia Tenggara dapat mengayomi semua mazhab. Agar lembaga tersebut tidak dikuasai oleh kalangan tertentu yang cenderung bersikap eksklusif terhadap perspektif selainnya.
Sebab, Ikatan Ulama dan Da'i Asia Tenggara bukanlah semacam organisasi yang memiliki anggota, melainkan sebuah forum silaturahim.
"Posisi ulama sebagai penyampai. Yakni berkomunikasi dengan pemerintah, seperti melalui kementerian luar negeri, untuk memperbaiki kebijakan politiknya terkait umat Islam, khususnya yang minoritas," pungkas Yunahar.