REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam perspektif Islam, Makkah al-Mukarramah merupakan Tanah Suci yang mulia. Di antara wujud kemuliaannya ialah amalan yang dilakukan di sana, insya Allah, akan diganjar pahala lebih banyak daripada banyak tempat lain di muka bumi.
Pelbagai hadits Nabi Muhammad SAW mengisyaratkan keistimewaan kota tempat kelahiran beliau itu. Di antaranya adalah sabda Rasulullah SAW yang mengabarkan, seorang Mukmin bila shalat di Masjid al-Haram akan memperoleh balasan hingga 100 ribu kali lipat daripada shalat di masjid-masjid lainnya.
Teks lengkap hadits itu adalah sebagai berikut.
“Satu kali sholat di masjidku ini (Masjid Nabawi) lebih baik daripada seribu kali sholat di masjid lain, kecuali di Masjid al-Haram. Satu kali sholat di Masjid al-Haram lebih afdal (utama) daripada 100 ribu kali sholat di masjidku ini,” demikian sabda Rasulullah SAW, seperti diriwayatkan Imam Ahmad dan Ibnu Hibban.
Ustadz Abdul Somad (UAS) dalam bukunya yang berjudul 66 Tanya Jawab Umrah (2019) menyayangkan jika hadis tersebut acapkali dipahami secara keliru. Seolah-olah, orang Islam cukuplah menyempatkan diri untuk shalat di Masjid al-Haram, untuk kemudian "tidak perlu" lagi sholat begitu kembali ke Tanah Air hingga akhir hayatnya.
Di satu sisi, lanjut UAS, hadis di atas termasuk sahih. Akan tetapi, di sisi lain, janganlah perkataan Rasulullah SAW itu dimaknai secara literal belaka, melainkan ungkapan.
