REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Muslim Inggris memiliki tantangan berat menghadapi diskriminasi di lingkungan pasar kerja mengingat kebencian mayoritas agama lain kepada Islam.
Anggota Kantor Statistik Nasional Nabil Khattab dan Ron Johnston mengatakan, seorang pria Muslim di Inggris hanya memiliki 76 persen bahkan lebih sedikit peluang untuk mendapatkan pekerjaan dibandingkan agama mayoritas di London. Nabil menilai walau mereka memiliki kemampuan dan usia yang sama, pria Muslim tetap akan mendapatkan diskriminasi dari mayoritas di London.
Menurutnya, hal itu terjadi karena pandangan masyarakat Inggris yang menempatkan Muslim di lapisan terendah dalam sistem ras dan budaya. Situasi itu juga dipersulit dengan adanya Islamofobia dan permusuhan sesama Muslim. "Muslim dianggap tidak setia dan ancaman, banyak pengusaha berkecil hati mempekerjakan Muslim berkualitas" ujar Khattab seperti dikutip the Independent.
Nabil menilai Muslim menjadi kelompok minoritas yang paling dirugikan dalam prospek pekerjaan, dibandingkan 14 komunitas suku dan agama lainnya yang tinggal di Inggris. "Jika ini terus berlanjut, akan ada implikasi jangka panjang bagi kohesi multietnis dalam masyarakat multikultural Inggris," ujar Nabil.
Hal yang serupa juga dialami oleh wanita Muslim di Inggris. Mereka lebih terkucilkan karena hanya memiliki kesepatan kecil untuk dapat bekerja di berbagai perusahaan yang ada di London.