Rabu 26 Nov 2014 13:58 WIB

Dakwah di Pedalaman tak Cukup dengan Ceramah

Rep: Aghia Kumaesi/ Red: Agung Sasongko
Program dai pedalaman.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Program dai pedalaman.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Dakwah di pedalaman memiliki karakter yang berbeda. Itu sebabnya, setiap dai harus kreatif.

"Harus punya cara pendekatan secara manusiawi, sosial dan kebutuhan,"ujar Ketua Ikatan DAI Indonesia (IKADI) Satori Ismail pada ROL, Rabu (26/11). Pasalnya, para warga pedalaman memiliki pemikiran dan cara pandang yang berbeda dengan masyarakat urban (perkotaan). Di mana mereka harus lebih dirangkul secara psikologis.

Dengan sering mengobrol, memasuki dunia mereka dan membantu meringankan kebutuhan mereka. Pendekatan sosial tersebut jelas Satori akan lebih 'masuk' pada masyarakat pedalaman.

Sehingga tidak hanya datang sekali atau dua kali, para DAI jelas dia harus menetap dalam waktu yang cukup lama sehingga bisa mengerti dan memahami karakter masyarakat pedalaman.

Setelah pendekatan, maka dilakukan pembangunan mushala. Dengan begitu, diharapkan mereka bisa tertarik masuk ke agama Islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement