REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana Dewan Masjid Indonesia (DMI) untuk mendata masjid dan mushalla se-Indonesia belum memperoleh hasil signifikan.
DMI mengaku, lambatnya pencatatan disebabkan sumber daya manusia yang menjadi pelaksana pencatatan yang minim.
“SDM kurang, dalam praktik sensus, kita menurunkan 50 armada mobil yang terdiri dari tim berjumlah tiga orang,” Kata Kepala Sekretariat DMI Saoman Ramadhan kepada Republika, Selasa (21/10).
Kendala lainnya, kata Saoman, masih ada beberapa anggota DMI di daerah yang belum melaksanakan tugas pendataan sebagaimana diamanatkan pusat.
Disebutkannya, rencana sensus masjid telah digagas sejak lama. Namun praktiknya mulai diseriusi sejak satu setengah bulan yang lalu.
Untuk mengantisipasi minimnya SDM, langkah yang DMI lakukan adalah bekerja sama dengan kalangan mahasiswa, yakni mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta jurusan Ushuluddin untuk ikut membantu proses survei dan sensus di wilayah Jawa dan Bali.
Dengan kerja sama tersebut, DMI menargetkan pada akhir 2014 akan mendata tiga ribu masjid di seluruh Jawa-Bali. “Tapi untuk data sampai saat ini, saya belum cek,” tuturnya. Survey masjid, lanjut Saoman, harus diseriusi.