Jumat 17 Oct 2014 12:48 WIB

Pemerintah Siapkan Divertifikasi Madrasah (2-habis)

Rep: sonia fitri/ Red: Damanhuri Zuhri
Siswa madrasah tengah belajar di perpustakaan (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supri
Siswa madrasah tengah belajar di perpustakaan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,

Nur Kholis kemudian mencontohkan, madrasah dekat kebon sawit, maka praktik yang dikembangkan bagaimana mereka bisa membudidayakan kelapa sawit agar berkembang.

Begitu pun bagi siswa madrasah di daerah pesisir, diarahkan agar dapat mengoptimalkan potensi kelautan agar berpengaruh pada kemandirian ekonomi dirinya dan masyarakat.

Sementara, madrasah keagamaan dibuat untuk menjawab kerisauan masyarakat dan ormas dalam ketersediaan ulama yang makin terkikis.

Maka, madrasah keagamaan menyiapkan kader-kader ulama yang berwawasan, berpendidikan dan memiliki orientasi wawasan keislaman yang luas.

Lebih lanjut, madrasah keagamaan memproyeksikan agar anak-anak belajar bahasa Arab secara kontemporer selain yang klasik. Maksudnya, mereka diajari bahasa Arab yang dipakai orang Arab sekarang untuk pariwisata, industri, jasa maupun diplomasi.

Sehingga, papar Nur Kholis menerangkan, mereka menjadi luwes dalam dengan istilah bahasa arab kekinian dan makin siap menghadapi tantangan Islam masa kini.

Begitu pun madrasah akademis dan madrasah reguler. Mereka diarahkan agar dapat mengembangkan keilmuan agar penemuan penting yang berpengaruh pada perbaikan dunia muncul dari intelektuan berlatarbelakang pendidikan islam.

Dengan begitu, ia berharap akan lahir generasi muda islam berkualitas yang siap memasuki dunia professional, bukan sebagai pekerja atau Pegawai Negeri Sipil (PNS), tapi sebagai para kreatif yang tidak diperintah, tapi memerintah bahkan menciptakan lapangan kerja untuk yang lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement