REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Tingkat pengangguran di AS menurun 5,9 persen pada September. BBC melaporkan penurunan ini adalah yang terbesar jika dibandingkan dengan bulan yang sama selama enam tahun terakhir.
Pada Agustus, pengangguran AS turun 6,1 persen. Penurunan ini tercatat sebagai penurunan paling signifikan sejak Juli 2008.
Departemen tenaga kerja AS mengatakan bahwa jumlah pekerja bertambah 248 ribu orang bulan lalu. Pemerintah kemudian merevisi tingkat pertumbuhan lapangan pekerjaan Juli dan Agustus.
Pertumbuhan lapangan kerja AS menunjukkan kenaikan yang signifikan. Ini merupakan tanda bahwa ekonomi AS mulai sehat. Tak ayal fakta ini mengundang perdebatan mengenai keputusan untuk menaikkan suku bunga AS. Hingga saat ini The Fed masih mempertahankan tingkat bunga mendekati nol persen sejak krisis finansial 2008 lalu.
Pasar AS menyambut baik kabar gembira ini. Rata-rata Industri Dow Jones melonjak hingga seratus poin. Dolar AS mulai terdorong karena adanya ekspektasi bahwa tingkat bunga akan naik lebih cepat dari yang diperkirakan.
Kepala ekonom FTN Financial di New York mengatakan pokok terpenting dari laporan ini adalah mengenai tingkat pertumbuhan yang masih di bawah enam persen. “Janet Yellen telah mengatakan akan banyak perlambatan jika tingkat pengangguran masih di bawah enam persen,” imbuh Low.
Program stimulus The Fed, yang dikenal sebagai “quantitative easing”, akan berakhir bulan ini. Tujuan program ini adalah untuk menjaga tingkat suku bunga jangka panjang lewat pembelian oblogasi.
The Fed telah mengisyaratkan pihaknya akan menaikkan bunga jangka pendek apabila pertumbuhan ekonomi terus berlanjut. Meski demikian Janet Yellen tidak mengumumkan kapan kenaikan itu akan diputuskan. Tetapi The Fed bakal mempertimbangkan waktu yang tepat setelah program stimulus berakhir.