REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Saleh Partaonan Daulay menduga kemunculan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dsebagai upaya untuk memecah belah umat Islam.
"Walau belum terverifikasi secara konkret, kemunculan ISIS secara tiba-tiba di Timur Tengah bisa diduga juga sebagai salah satu upaya memecah belah," kata Saleh saat dihubungi di Jakarta, Senin (11/8).
Apalagi, kata Saleh, saat ini Irak dan Suriah sedang sibuk mengurusi urusan politik internalnya. Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok garis keras untuk menyusun kekuatan. Saleh mengatakan umat Islam di seluruh dunia sangat rentan dipecah belah dengan berbagai macam cara.
Selain dengan perpecahan karena kepentingan politik, tidak jarang perpecahan itu sengaja dibuat oleh pihak lain yang tidak senang dengan persatuan umat Islam. "Modusnya biasanya dengan menciptakan kelompok-kelompok yang menentang pemerintah," ujarnya.
Menurut Saleh, Indonesia yang memiliki dasar negara Pancasila harus berhati-hati dengan gerakan dan paham yang berupaya memecah belah seperti itu. Indonesia sejauh ini terbukti sebagai negara yang sudah sangat dewasa dalam berdemokrasi. Pancasila dinilai sebagai kekuatan yang mampu mempersatukan seluruh elemen anak bangsa.
Karena itu, upaya untuk mencoba memasukkan ideologi-ideologi lain belum tentu sejalan dengan semangat dan jiwa bangsa Indonesia. "Kalau sistem kekhalifahan mau diujicobakan, bisa jadi 50-100 tahun ke depan Indonesia masih berada dalam tahap konsolidasi politik," katanya.
Isu masuknya ideologi ISIS ke Indonesia ditanggapi dengan penolakan oleh berbagai pihak. Pemerintah sendiri juga sudah menyatakan menolak ideologi tersebut. Di Banten, forum organisasi kepemudaan menyatakan penolakan mereka terhadap ideologi ISIS untuk berkembang di Indonesia karena dapat mengancam Pancasila.
Deklarasi tersebut diikuti sejumlah organisasi pemuda se-Banten seperti Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia (HMI), Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Ikatan Pemuda Pelajar Nahdlatul Ulama (IPPNU), Pemuda Muhammadiyah, Pemuda NasDem dan lain-lain.
Dalam deklarasi tersebut, forum organisasi kepemudaan se-Banten menyatakan Indonesia bukanlah negara yang didasarkan ideologi agama tertentu. Seluruh komponen bangsa telah menyepakati Pancasila sebagai dasar dan pandangan hidup bangsa. Pancasila terbukti telah mampu menyatukan seluruh perbedaan yang ada, baik perbedaan suku, adat-istiadat, bahasa, dan bahkan agama.