Selasa 12 Aug 2014 13:01 WIB

Puasa: Perspektif Syariah, Tarekat, dan Hakikat (7-habis)

 Puasa dalam bulan Ramadhan merupakan puasa wajib dan menjadi salah satu rukun Islam.
Foto: NET/ca
Puasa dalam bulan Ramadhan merupakan puasa wajib dan menjadi salah satu rukun Islam.

Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar

Ada istilah yang sering didengar dari mereka, yaitu meskipun kita sudah berbuka tetapi tetap harus berpuasa. Mereka tidak ingin membatalkan puasanya meskipun sudah berbuka.

Artinya, secara formal sudah berbuka tetapi ia masih tetap memuasakan pikirannya untuk memikirkan sesuatu selain Allah SWT, memuasakan ingatannya untuk mengingat sesuatu selain Allah SWT, memuasakan keinginannya selain keinginan untuk taqarrub ilallah, memuasakan harapanharapannya untuk berharap selain ridha Allah SWT.

Sedetik pun ia tidak mau membatalkan puasanya meskipun sudah berbuka secara fisik. Ia merasa puasanya batal manakala berkeinginan selain keinginan tunggalnya mencapai mardhatillah.

Puasa Ramadhan bagi golongan terakhir ini tidak begitu luar biasa, karena ia merasakan sepanjang bulan adalah bagaikan Ramadhan baginya.

Ia selalu menunaikan berbagai macam ibadah seperti seruan untuk melakukan berbagai macam amaliah Ramadhan. Dengan kata lain, amaliah sehari-harinya sepanjang bulan bagian amaliah Ramadhan bagi orang awan.

Mereka tidak tertarik lagi dengan janji pahala yang berlipat ganda di dalam bulan Ramadhan, karena menjalankan puasa bukan mencari pahala, seperti orang-orang awam dan khawash. Ia sudah masuk kategori pengamal puasa khawashul khawash, yang tidak lagi berharap pahala atau berkah, karena satu-satunya harapan mereka hanya Allah semata.

Ia menjalankan ibadah puasa bukan karena ingin masuk surga atau takut masuk neraka. Ia juga menjalankan puasa bukan untuk memperoleh berkah kehidupan dunia dan akhirat.

Bagi mereka perbedaan dunia dan akhirat sudah sedemikian tipis sehingga tidak lagi terkesima dengan janji-janji orang terhadap Ramadhan. Bagi mereka ambil itu surga, ambil semuanya, mereka sudah cukup hanya memiliki dan hidup di dalam genggaman Tuhan.

Puasa para ahli hakikat sama sekali tidak pernah dirasakan sebagai suatu masalah seperti beban, lapar, dahaga, dan pembatasan fi sik lainnya. Bagi mereka puasa, sebagaimana kewajiban-kewajiban keagamaan lainnya seperti shalat, dan lebih dirasakannya sebagai sesuatu yang mahaindah.

Mereka merasa nyaman dengan berbagai kewajiban agama sehingga tidak terasa lagi puasa itu sebagai sebuah kewajiban tetapi sebagai kesenangan batin. Semoga kualitas puasa kita semakin meningkat. Selamat menikmati bulan puasa!

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement