Oleh: Amri Amrullah
Konsul ini diisi orang-orang dari berbagai latar belakang keterampilan, mulai dari pedagang, dokter, tukang cukur, tukang roti, penjahit, hingga apoteker dan perajin perak.
Sedangkan, di wilayah Muslim, diplomat Venesia dan para pedagangnya bepergian ke seluruh dunia Islam, mulai dari Delta Nil, hingga ke Suriah, Konstantinopel, dan Azerbaijan.
Bagi Venesia, hubungan dagang dengan dunia Islam sangatlah penting. Bahkan, seperti ditegaskan Denny, tanpa bermitra dagang dengan Muslim, kejayaan Venesia tidak pernah ada. Tanpa menjalin hubungan dengan dunia Islam, Venesia hanyalah sebuah kampung nelayan.
Berkat kontribusi dunia Islam, Venesia berkembang menjadi kota maritim yang mampu mendominasi perdagangan di kawasan Mediterania sejak abad ke-12 hingga ke-16. Kala itu, sutra, rempah-rempah, karpet, keramik, mutiara, kristal, dan logam tiba di Venesia dari Timur.
Sebaliknya, barang-barang, seperti garam, kayu, linen, wol, beledu, dan amber tiba di kota-kota pelabuhan dunia Islam. Tak hanya mengangkut barang dagangan, kapal-kapal dari Venesia juga dimanfaatkan Muslim di Tunis, Djerba dan Alexandria untuk mengangkut para jamaah haji ke Makkah.
Pedagang dan penjelajah asal Venesia, Marco Polo, adalah salah satu tokoh yang menyebarkan informasi rinci mengenai dunia Timur ke Eropa. Lahir pada 15 September 1254, Marco Polo pernah mengunjungi Timur Tengah dan menelusuri Jalan Sutra. Ia pergi ke Cina pada masa pemerintahan Dinasti Mongol.
Marco Polo terkenal karena kisah-kisahnya yang sangat menarik dan aneh bagi bangsa Eropa pada masa itu. Dalam salah satu kisahnya, Marco Polo mengaku bertemu unicorn atau kuda bertanduk satu di Pulau Sumatra. Rupanya, yang ditemui Marco Polo bukanlah kuda bertanduk satu, melainkan badak Sumatra.
Tak hanya Marco Polo. Kisah-kisah menarik tentang dunia Timur juga diceritakan banyak pedagang dan petualang Venesia lainnya. Banyak dari mereka yang mengungkapkan ketertarikannya terhadap dunia Islam.
Seorang pemuda Venesia bernama Alessandro Magno membuat lukisan tentang kehidupan sehari-hari masyarakat Muslim di Alexandria dan Kairo. Magno juga bercerita, banyak pemuda dan bangsawan Venesia yang menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk belajar bahasa Arab.