Selasa 29 Jul 2014 17:23 WIB

Idul Fitri Senada dengan Semangat Perjuangan Mualaf

Mualaf (ilustrasi)
Foto: Courtesy Onislam.net
Mualaf (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Bagi para mualaf, Hari Raya Idul Fitri merupakan momentum untuk menggairahkan semangat berislam. Pasalnya, semangat Idul fitri senada dengan perjuangan para mualaf.

"Para mualaf bisa memaknai Lebaran sebagai titik awal kehidupan yang lebih baik. Melihat Ramadhan yang baru mereka lewati. Selanjutnya bersyukur apa yang sudah dicapai dan dimiliki sebelumnya," papar pengiat dakwah dikalangan mualaf, Steven Indra Wibowo, saat berbincang dengan ROL, Selasa (29/7).

Menurut pendiri Mualaf Center Indonesia ini, Idul Fitri selalu membawa motivasi guna membawa manusia untuk berubah menjadi lebih baik setiap tahunnya. Titik beratnya jelas, ada ajakan untuk mengaplikasikan apa yang telah dicapai pada Ramadhan untuk 11 bulan ke depan.

Memang, kata dia, ada mualaf yang masih bingung bagaimana mereka ketika menyambut Ramadhan. Ini wajar, lantaran mereka dalam situasi yang mungkin sulit untuk melakukan apa yang bisa dilakukan umat Islam lainnya, seperti bersilaturahim atau meminta maaf kepada orang tua.

"Kondisinya memang, mereka merasa sendiri. Ane juga dahulu waktu awal-awal masuk Islam juga begitu," kata dia.

Namun, kondisi itu merupakan bagian dari konsekuensi pilihan setiap mualaf ketika memutuskan menjadi Muslim. "Saya selalu bilang, hidup ini pilihan. Apakah Anda ingin menjadi bahagia atau tidak. Bisa saja mengeluh setiap hari. Namun, bisa juga mengeluh sembari bersyukur," kata dia.

Wakil Ketua Paguyuban Mualaf Masjid Agung Sunda Kelapa, Alisya Fianne menambahkan momentum lebaran merupakan kesempatan para mualaf bermaaf-maafan dengan keluarga mereka. Namun, itu tidaklah mudah. "Ini bisa dipahami, karena tidak mudah. Mereka tak berdaya soal itu," kata dia

Masalah itu, lanjutnya, membuat mualaf akhirnya merasa sendiri. "Disinilah kewajiban umat Islam untuk berbagi kebahagiaan bersama mereka. Insya Allah, paguyuban mualaf dan umat Islam senantiasa membantu mereka," ucapnya.

Alisya pun teringat ketika berlebaran pertama sewaktu menjadi mualaf. "Alhamdulillah, saya berlebaran bersama dengan keluarga baru yang seiman.  Luar biasa. Silaturahim berlangsung sangat erat," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement