REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suzan Williams, merasa canggung dan gelisah ketika Ramadhan mendekati akhir. Maklum, ia seorang mualaf yang masih beradaptasi dengan identitas barunya.
Tidak ada yang salah dengan apa yang di sekitar Suzan. Ia melihat suasana begitu semarak ketika Ramadhan mendekati akhir. Dilihatnya, umat Islam mulai meramaikan masjid. Memang, perbedaan yang terlihat, sebagian Muslim mengenakan pakaian baru dan banyak makanan tersedia di masjid.
"Tetangga saya yang Muslim selalu menawari makanan lebaran khas negeri asalnya. Anda tahu, yang bisa saya kenali hanyalah donat," kata dia seperti dilansir onislam.net, Selasa (29/7).
Suzan mengungkap ada beberapa hal yang ia pelajari terkait perayaan Idul Fitri. Menurutnya, sebagian Muslim masih menjaga tradisi apa yang dicontohkan Rasulullah ketika merayakan Idul Fitri. "Tentu saya ingin menjaga tradisi itu, dan menikmati Idul Fitri dengan cara saya, seperti menghabiskan banyak waktu bersama keluarga," ucapnya.
Tentu, Suzan melakukan beberapa penyesuaian agar tradisi yang diterapkannya sesuai dengan ajaran Islam. "Pada akhirnya, saya menerapkan tradisi Idul Fitri secara sederhana. Menghias rumah, memasak makanan halal, seperti membuat kue lebaran, dan kami tidak bertukar hadiah," ucapnya.
Di luar itu, Suzan menjaga tadisi shalat Ied bersama dan bersilaturahim. Ia pun memulai hal barus, seperti berbagi dengan keluarga Muslim, open house. Suzan mengajak keluarga Muslim lain membuat makanan khas negara asalnya. Lalu menikmati bersama-sama. "Kalau masih tersisa, saya persilahkan mereka untuk bertukar makanan," kenangnya.
"Idul Fitri itu terasa nikmat bila digelar sederhana dan melibatkan banyak orang," ucapanya.