Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar
Dalam ayat lain Allah SWT berfirman, “Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatu pun di dalam Alkitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.” (QS al-An’am [6]:38).
Pada ayat lain, “Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada-Nya.” (QS ar-Rahman [55]:6).
Bahkan, makhluk yang selama ini dipersepsikan sebagai benda mati pun shalat. “Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS al-Isra’ [17]:44).
Shalat bagi manusia selain berfungsi sebagai pernyataan kehambaan diri kepada Tuhan, juga untuk membantu mengendalikan diri mereka sebagai khalifah.
Pada bagian pertama dari artikel ini dijelaskan shalat sebagai bentuk persembahan khusus kepada Sang Khalik dari para makhluk-Nya, baik makhluk makrokosmos (alam semesta) maupun mikrokosmos (manusia).
Walaupun bentuk dan cara shalat mereka masing-masing berbeda satu sama lain namun intinya shalat mereka merupakan ekspresi penghambaan diri terhadap Sang Khaliq yang sekaligus sebagai Tuhannya.
Manusia sebagai makhluk mikrokosmos, selain kapasitasnya sebagai hamba, juga diamanati tugas ganda sebagai khalifah, yakni representatif Tuhan di dalam mengelola alam ini.
Karena itu, shalat bagi manusia selain berfungsi sebagai pernyataan kehambaan diri kepada Tuhan, juga untuk membantu mengendalikan diri mereka sebagai khalifah di jagat raya (khalaif al-ardh).
Hal ini ditegaskan di dalam Alquran surah al-‘Ankabut ayat 45, “Sesungguhnya shalat mencegah kepada keburukan dan kemungkaran.”
Allah SWT juga menjamin orang-orang yang rajin menunaikan shalat akan berdampak positif di dalam penampilannya, yaitu ada bekas sujud tercermin di wajahnya (simahum fi wujuhihim min atsaris sujud) (QS al-Fath [48]: 29).
Dalam Alquran juga disebutkan shalat berpengaruh penting untuk mewujudkan kesadaran dan konsentrasi manusia (aqimis shalata li dzikri) (QS Thaha [20]:14), bahkan shalat menghadirkan ketenangan jiwa (ala bi dzikrillah tathmainnul qulub) (QS ar-Ra’d [13]:28).