REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Seorang Mahasiswi Muslimah di AS mendapat ‘serangan’ rasisme saat meliput konvensi tahunan Partai Republik. Mahasiswi bernama Heba Said (22 tahun) itu memang bekerja sebagai reporter sambil menyelesaikan studinya di bangku kuliah.
“Saya menghadiri konvensi (Partai Republik) sebagai reporter untuk membuat laporan tentang diskusi panel yang saya hadiri. Tapi saya malah menemukan kebencian di sana,” kata Heba yang mengambil jurusan ilmu politik di Universtas Texas, Arlington, seperti dikutip World Bulletin, Senin (16/6).
Sedianya, wartawati Muslimah itu hendak membuat artikel tentang jalannya konvensi. Namun, impian mahasiswi senior itu hancur dan berubah menjadi mimpi buruk lantaran pelecehan rasial yang diterimanya.
“Saat saya berjalan melalui lorong-lorong, orang-orang memandangi saya sambil mengerutkan kening. Mereka juga menggelengkan kepalanya pada saya. Banyak juga dari mereka yang mengucapkan kata-kata yang melecehkan saya sebagai Muslimah,” tulis Heba.
Selanjutnya, kata Heba lagi, ia sempat berdiskusi dengan salah satu kandidat di partai tersebut dan menanyakan soal rencananya untuk merangkul kalangan Muslim. Namun, jawaban yang diterima Heba justru pernyataan bernada diskriminasi soal identitas Amerika yang dimilikinya.
“Mendengar jawabannya, saya merasa seolah-olah saya tidak diizinkan menjadi seorang warga Amerika. Apa yang dia katakan benar-benar melucuti saya dari identitas Amerika saya," ungkap Heba.
Sebuah laporan terbaru yang dirilis oleh Dewan Hubungan Islam-Amerika (CAIR) memang menemukan bahwa Islamofobia di negeri Paman Sam mengalami peningkatan akhir-akhir ini.