Sabtu 14 Jun 2014 13:11 WIB

Thaharah Perspektif Ahli Tarekat (1)

Seorang Muslim harus berwudhu sebelum menunaikan ibadah shalat.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Seorang Muslim harus berwudhu sebelum menunaikan ibadah shalat.

Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar

Ahli tarekat selalu berdoa saat membasuh anggota badan tersebut agar diselamatkan dari api neraka dan memberikan tanda cahaya terang pada hari kebangkitan di akhirat kelak.

Dalam perspektif ahli tarekat, taharah bukan hanya membersihkan aspek lahiriah, tetapi juga aspek batiniah. Ahlihakikat menjelaskan bahwa mandi, wudhu, dan tayamum sekaligus membersihkan segenap unsur nonlahiriah di dalam diri manusia.

Air atau debu tidak saja membersihkan kotoran fisik, tetapi secara simbolik membersihkan jiwa, pikiran, dan segenap dosa yang melekat di dalam diri manusia.

Di sinilah fungsi niat taharah, mengangkat hadas kecil dan besar serta dosa dan kekhilafan, baik yang dilakukan anggota badan  manusia maupun yang terselip di dalam pikiran dan jiwa.

   

Anggota badan yang harus dibasuh ketika mandi junub meliputi sekujur badan, termasuk diniatkan untuk mencuci pancaindra batin. Anggota badan yang yang harus dibersihkan ketika berwudhu didiktekan langsung Allah SWT, sebagaimana disebutkan di dalam Alquran.

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki.”  (QS al-Maidah [5]:6).

Bandingkan dengan shalat yang merupakan rukun Islam kedua, teknis pelaksanaannya hanya dijelaskan Nabi Muhammad SAW, "Shalatlah seperti kalian melihatku shalat." (HR Bukhari).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement