REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Rizky Jaramaya/Aghia Khumaesi
Berpuasa sunah dan rajin shalat tahajud bisa menjadi ajang latihan.
“Apabila jasad dan kebiasaan-kebiasaan baik sudah dilatih maka mental akan lebih siap untuk melakukan ibadah selama bulan Ramadhan,” ujar Erick.
Jika serangkaian persiapan sudah dilakukan, dengan sendirinya akan membentuk mental yang baik dan siap untuk menjalankan ibadah Ramadhan. Dengan begitu, tidak ada alasan menjadikan puasa Ramadhan sebagai alasan untuk bermalas-malasan.
Menurut Erick, ketika menjalankan puasa sebenarnya tanpa disadari manusia memiliki kekuatan yang berlipat-lipat. Dalam keadaan perut kosong, manusia justru bisa lebih fokus dalam berpikir dan melakukan aktivitas.
Bahkan, tanpa disadari, banyak peristiwa penting yang terjadi ketika Ramadhan. Erick mengatakan, proklamasi kemerdekaan Indonesia dan Perang Badar berlangsung saat Ramadhan.
Tak hanya itu, sejumlah atlet yang berlaga di liga profesional, seperti penyerang West Bromwich Albion, Nicolas Anelka, penyerang Chelsea, Demba Ba, atau mantan pemain basket NBA, Kareem Abdul Jabbar, tetap menjalankan puasa meski harus menjalani pertandingan dan beradu fisik di lapangan.
“Kalau perut penuh, biasanya akan menimbulkan kantuk. Rasa lemas yang ada dalam diri kita ketika puasa sebenarnya sugesti saja,” ujar Erick menjelaskan.
Selama puasa Ramadhan hendaknya diisi dengan berbagai macam kegiatan positif dan berlomba-lomba untuk melakukan amalan serta perbuatan kebaikan demi mendapatkan pahala yang berlipat dari Allah SWT.
Tak ada salahnya apabila sesama umat Muslim saling memotivasi, agar ibadah puasa dapat dinikmati dengan baik dan lancar. “Ibadah puasa Ramadhan bukan hanya dijalani, tapi juga harus dinikmati,” kata Erick menambahkan.