Kamis 05 Jun 2014 18:28 WIB

Persiapan Haji Terkendali

Rep: c78/ Red: Damanhuri Zuhri
Pesawat Garuda Boeng 767-A300 yang mengangkut jamaah haji.
Foto: Antara/Ampelsa
Pesawat Garuda Boeng 767-A300 yang mengangkut jamaah haji.

REPUBLIKA.CO.ID,

Garuda Indonesia dan Saudi Arabian Airlines menjadi maskapai haji 2014.

JAKARTA – Pelaksanaan haji 2014 sudah di ambang pintu. Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Ditjen PHU Kemenag) di bawah kepemimpinan dirjen baru pun terus melakukan persiapan agar penyelenggaraannya berlangsung lancar.

"Dalam persiapan ini, kami memang mendapati beberapa kendala, tapi semuanya terkendali," kata Direktur Jenderal PHU, Abdul Djamil kepada Republika, Senin (2/6). Ia tak menjelaskan kendala-kendala tersebut lebih jauh.

Sementara persiapan yang dilakukan, kata dia, meliputi penyediaan tempat, teknis keberangkatan serta rekruitmen petugas pelayanan haji.

Sembari menunggu pengesahan dan penetapan tanggal pelunasan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH), ia juga mengecek ulang tentang seberapa jauh proses rekruitmen petugas telah berjalan.

Pengecekan itu ia lakukan dengan mengontrol langsung data-data dari kantor wilayah di tiap provinsi serta meninjau kesiapan kanwil dalam menerima dan melayani calon jamaah haji.

Ia mengakui, dalam waktu yang kian sempit ini,  persiapan pemberangkatan jamaah haji butuh kerja keras. Karena itu, ia berharap, calon jamaah haji yang telah terdaftar berangkat tahun ini dapat segera melunasi pembayaran BPIH setelah diumumkannya tanggal pelunasan BPIH nanti.

Pelunasan akan ditetapkan dalam dua periode, namun ia belum dapat menyebutkan tanggalnya. Yang pasti, keberangkatan haji tahun ini akan dimulai pada awal September, sementara akhir kepulangan pada Oktober 2014.

 

Inspektur Jenderal Kemenag,  M Jasin menambahkan, pengumuman pelunasan akan ditetapkan pada Juni. "Kan biasanya penetapan pelunasan itu satu bulan atau 28 hari. Lalu periode duanya 27 hari, jadi pas kalau menghitung keberangkatan haji pada September, tidak terlalu mepet," katanya.

Mengenai tender maskapai penerbangan haji tahun ini, Jasin mengatakan, hal itu belum dapat dilakukan secara terbuka sebab terkendala syarat-syarat tertentu dari pemerintah Arab Saudi.

Namun, hasil tender itu sudah ada, yakni hanya dua maskapai yang akan menerbangkan jamaah haji Indonesia.

Maskapai tersebut adalah Garuda Indonesia dan Saudi Arabian Airlines. "Bukan dari kita yang tidak mau terbuka, tapi dari sananya (pemerintah Saudi)," tegasnya.

Sebagai salah satu operator penerbangan haji tahun ini, Garuda Indonesia dilaporkan menyiapkan 12 pesawat. Sementara Saudi Arabian Airlines, 11 pesawat.

Rencananya Garuda Indonesia akan mengangkut para jamaah calon haji dari embarkasi Aceh, Medan, Padang, Palembang, Jakarta (khusus DKI, Banten dan Lampung), Solo, Banjarmasin, Balikpapan, Makassar serta Mataram.

Sedangkan pesawat Saudi Arabian Airlines akan mengangkut jamaah dari embarkasi Batam, Jakarta (khusus wilayah Jawa Barat), dan Surabaya.

 

Pada penyelenggaraan haji tahun ini, Jasin berharap, tidak ada sisa kuota yang berpotensi  disalahgunakan oleh oknum-oknum tertentu dengan mengisinya lewat jalur belakang dan melangkahi antrean.

"Kita mengutamakan lansia, jika ada sisa kuota maka lansia dengan nomor urut terdekat yang diutamakan,’’ jelas Jasin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement