Kamis 05 Jun 2014 10:07 WIB

Peradaban Islam dalam Bidang Astronomi (1)

Astronomi Islam.
Foto: Chemheritage.org
Astronomi Islam.

Oleh: Nidia Zuraya

Ilmu perbintangan dicetuskan pertama kali oleh Nabi Idris AS.

Islam dikenal sebagai salah satu peradaban di dunia yang konsen terhadap pengembangan ilmu pengetahuan.

Salah satu disiplin ilmu yang dikembangluaskan oleh kaum Muslim adalah ilmu falak atau lebih dikenal dengan sebutan ilmu astronomi di dunia modern saat ini. Pada hakikatnya, ilmu falak yang berkembang dalam Islam sebenarnya muncul dari ilmu perbintangan yang merupakan warisan dari bangsa Sumeria kuno (4500-1700 SM).

Dalam Ensiklopedi Islam disebutkan bahwa ilmu falak telah ada dalam kurun waktu ribuan tahun silam di Kerajaan Babilonia yang terletak di antara Sungai Tigris dan Sungai Efrat (wilayah selatan Irak kini). Bangsa Sumeria kuno yang mendiami wilayah tersebut dikenal sebagai bangsa yang memiliki peradaban tertinggi dan tertua di dunia.

Nabi Idris AS yang diutus oleh Allah kepada bangsa Sumeria kuno dikenal sebagai orang yang pertama kali menggunakan bintang sebagai petunjuk arah, waktu bercocok tanam, memperkirakan kondisi cuaca, dan lain sebagainya.

Nabi Idris AS diakui oleh banyak ulama dan para ahli tafsir, adalah seorang nabi yang memiliki banyak keistimewaan. Keistimewaan itu di antaranya adalah kemampuannya dalam menulis, menggambar, menjahit, menguasai ilmu perbintangan (astronomi), dan lain sebagainya.

Dalam kitab Tarikh al-Hukama, disebutkan bahwa Idris bernama Hurmus Al-Haramisah. Dinamakan Hurmus karena ia ahli dalam ilmu perbintangan. Dan dinamakan Idris, karena ia pandai menulis atau suka belajar (daras).

Para ahli sejarah menetapkan, Nabi Idris hidup sekitar tahun 4500-4188 Sebelum Masehi (SM). Afif Abdul Fatah dalam bukunya yang berjudul Nabi-Nabi dalam Alquran, mengutip sejumlah keterangan ulama menyebutkan, Idris dilahirkan di Munaf (Memphis), Mesir, kemudian berdakwah menyiarkan agama Allah hingga wilayah Irak kuno.

Kelompok lain berpendapat, Idris dilahirkan dan dibesarkan di Babilonia. Menurut sebuah riwayat, bangsa Sumeria kuno telah mempelajari ilmu perbintangan untuk mengetahui masa bercocok tanam yang baik.

Misalnya, rasi bintang Taurus yang dipercaya sebagai masa awal musim semi dan cocok untuk menanam, sedangkan rasi bintang Virgo dipergunakan sebagai saat tepat untuk memanen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement