Kamis 29 May 2014 06:46 WIB

Kemenag Jatim Tingkat Penguasaan Baca-Tulis Alquran

Belajar mengaji.
Foto: Republika/Tahta Aidilla/c
Belajar mengaji.

REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN – Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur meningkatkan penguasaan metode mengajar baca tulis Alquran bagi guru Pendidikan Agama Islam untuk tingkat SMP/SMPLB se-Jatim dengan memberikan pelatihan tentang teknik mengajar baca tulis Alquran efektif.

"Ada sebanyak 40 orang guru yang kami undang mengikuti pelatihan penguasaan metode baca tulis Alquran itu. Terdiri dari 38 guru agama SMP/SMPLB dan dua orang lainnya merupakan pengurus musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) Pendidikan Agama Islam Provinsi Jatim," kata Kasi Pendidikan Agama Islam (PAIS) pada SMP/SMPLB Kanwil Kemenag Jatim, Abd Wafi, dalam rilis yang diterima Rabu (27/5) malam.

Pelatihan peningkatan penguasaan metode baca tulis Alquran yang digelar di hotel Utami, Sidoarjo itu, mulai Rabu (28/5) dan berlangsung selama tiga hari.

Menurut Wafi, selain untuk meningkatkan penguasaan metode mengajar, pelatihan kepada guru PAI di lembaga pendidikan umum tingkat SLTP itu juga dimaksudkan untuk membina guru agama berkarakter, memiliki dedikasi yang tinggi dalam mendidik siswa, serta diharapkan akan menjadi guru yang bertanggung jawab secara moral atas terwujudnya anak didik yang berpegang teguh pada nilai-nilai Alquran.

Guru sejatinya merupakan sosok yang patut digugu dan ditiru, dan oleh karenanya, kata Wafi, mereka seharusnya menjadi teladan bagi anak-anak didiknya. Dengan demikian, mereka tidak hanya demo di saat pencairan tunjangan sertifikasi lambat, tetapi juga harus berdemo saat anak lulus SD atau SMP tidak bisa baca tulis Alquran dan tidak shalat.

Penekanan yang diberikan kepada para guru agama selama masa pelatihan itu mengajak guru agama Islam untuk introspeksi apakah ia telah mengajar anak didik dengan benar dan berkarakter mulia.

"Seharusnya guru merasa berdosa kalau murid-muridnya tidak bisa mengaji, tidak lancar bacaannya, tidak tahu melaksanakan shalat lima waktu," kata Wafi.

Pria asal Pamekasan ini lebih lanjut berharap, ke depan guru bukan hanya mengajar, tetapi juga membimbing dan memberikan motivasi agar anak dapat didiknya bisa berkarakter mulia, pandai membaca Alquran dan yang terpenting lagi mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Alquran.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement