Kamis 03 Oct 2024 06:00 WIB

Gerakan Maghrib Mengaji Tekan Kenakalan Remaja

Maghrib mengaji memotivasi warga mendalami tadabur Alquran

Ilustrasi program maghrib mengaji.
Foto: ANTARA/Adeng Bustomi
Ilustrasi program maghrib mengaji.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) optimistis "Gerakan Maghrib Mengaji" yang diperkenalkannya bisa menekan kenakalan remaja, seperti tawuran, geng motor, dan penyalahgunaan narkoba.

"Targetnya menjadikan masjid sebagai safe house (rumah aman) bagi remaja agar tidak terjerumus dalam kenakalan. Sekarang ini banyak sekali, terutama anak-anak muda, melakukan tawuran dan narkoba," kata Sekretaris Tim Pemenangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO), Basri Baco dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Baca Juga

Program Maghrib Mengaji merupakan program yang membudayakan kembali tradisi membaca Al Quran dengan memberikan materi pembelajaran membaca Iqra dan Al Quran.

Program ini sudah diterapkan Ridwan Kamil saat menjabat Gubernur Jawa Barat. Pun program Magrib Mengaji ini juga pernah diluncurkan oleh Gubernur Jakarta sebelumnya, Anies Baswedan.

"Program ini juga bertujuan untuk menggantikan tradisi berkumpulnya anak-anak di masjid setelah magrib hingga isya. Daripada mereka sibuk main gawai (gadget), kita arahkan untuk belajar atau mengaji," kata Basri Baco.

Sekretaris DPD Golkar Jakarta itu pun menyangkal pernyataan cagub DKI Jakarta Pramono Anung bahwa Program Maghrib Mengaji ini akan membebani pelajar, karena siswa-siswi akan tetap berada di sekolah sampai magrib.

"Pramono ini gagal paham. Nggak begitu konsepnya. Siswa tetap belajar di sekolah seperti biasa dan pulang juga sama seperti biasa. Hanya saja, ketika sudah sampai rumah, pelajar diharuskan mengaji di masjid, mushala atau ke guru ngaji di sekitar tempat tinggal masing-masing," jelasnya.

Nantinya, kata anggota Komisi E (Bidang Pendidikan) DPRD DKI Jakarta 2019-2024 ini, pelajar akan diberi buku monitoring dari sekolah.

"Di situ ada batas akhir mengaji, tanda tangan guru ngaji, dan diketahui orang tua," ucapnya.

Selain itu, Program Maghrib Mengaji juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan guru ngaji. Karena para guru ngaji tersebut, nantinya akan diberi honor yang dianggarkan oleh Pemerintah Provinsi Jakarta.

"Ya, para guru ngaji ini kan nantinya akan dikasih honor ya. Jadi, kesejahteraan mereka juga akan diperhatikan," katanya.

Sebelumnya, Program Magrib mengaji ini dilontarkan Ridwan Kamil saat menyampaikan sambutan di acara Warung Makan Gratis, Warakas, Jumat (20/9).

"Kita ada program yang namanya 'Magrib Mengaji' ya. Nanti oleh gubernur diwajibkan untuk anak-anak sekolah, magrib ngaji sebagai tugas sekolah," kata Kang Emil, sapaan akrabnya.

Dia mengatakan, nantinya gubernur yang akan mengatur terkait ketetapan itu.

Dengan adanya aturan tersebut, maka guru ngaji di Jakarta juga akan diperhatikan kesejahteraannya oleh Pemprov Jakarta.

"Nanti oleh gubernur diatur agar semua anak-anak yang muslim se-Jakarta harus ikut ngaji seperti itu, supaya seimbang lahir batinnya, kan begitu ya. Sehingga, nanti guru ngaji akan dibutuhkan, karena nanti ada programnya, ada anggarannya," ujar Kang Emil.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta menetapkan pasangan Ridwan Kamil-Suswono nomor urut 1, Dharma Pongrekun-Kun Wardana nomor urut 2, dan Pramono Anung-Rano Karno nomor urut 3 pada Pilkada DKI Jakarta.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement