Ahad 18 May 2014 11:07 WIB

Jayne Kemp Polisi Wanita Jatuh Cinta kepada Islam (2-habis)

Dua Kalimat Syahadat (ilustrasi).
Foto: kaligrafibambu.com
Dua Kalimat Syahadat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Fuji Pratiiwi

Berbusana Muslimah tak menghalangi profesinya sebagai polisi.

Jayne bergabung di Persatuan Polisi Muslim Manchester (GMP) Agustus 2009 lalu dan bermukim di Manchester Selatan. Dia besyukur karena institusi tempatnya bertugas tidak melarangnya berjilbab saat bertugas.

Kini, Jayne berpatroli di wilayah Eccles, Salford, dengan mengenakan hijab. Ia juga meluangkan waktu setelah patroli selesai agar ia bisa shalat.

Pada 2013, setelah bermunculan polisi wanita Muslimah, Jayne bersama GMP merancang regulasi hijab dan tunik bagi polisi Muslimah yang sebelumnya tidak ada.

Ia mengaku sempat khawatir mengenai yang akan dipikirkan rekan-rekannya terhadapnya. Tetapi, mereka bisa memahami. Mayoritas  warga Eccles tidak mempersoalkan hijab. ''Warga Eccles sangat toleran,'' kata Jayne.

Jayne memutuskan memberi tahu ia masuk Islam kepada kerabatnya saat ia hendak mengenakan hijab. Wanita yang besar di Wythenshawe ini bersyukur keluarga dan kerabatnya mendukung. Selama ia bahagia, mereka pun bahagia.

Ia juga terbuka menyampaikan apa yang dibaca dan dipelajarinya mengenai Islam. Bahkan, saudaranya mengatakan Jayne terlihat paling bahagia setelah menjadi Muslimah.

Ia berharap dengan menjadi Muslimah akan membantu meluruskan kesalahpahaman tentang Islam dan Muslim selama ini. Termasuk, menunjukkan kepada dunia bahwa Muslimah bisa bekerja di kepolisian. “Semoga itu juga bisa mengubah pandangan negatif terhadap Islam,'' tutur Jayne.

Apalagi, sebuah jajak pendapat di Financial Times menunjukkan Inggris merupakan negara yang menaruh kecurigaan paling besar terhadap Muslim.

Sementara, jajak pendapat yang dilakukan Evening Standard menemukan mayoritas warga London memiliki opini negatif terhadap Muslim Inggris yang berjumlah sekitar 2,5 juta orang.

Kebebasan

Jayne mengaku anak-anaknya banyak bertanya tentang hijab yang dikenakannya. Namun, ia tak akan memaksakan Islam kepada mereka. Jayne sendiri masih mempersilakan anak-anaknya menjalankan agama yang saat ini mereka yakini.

Kedua anak Jayne sendiri masih merayakan Natal. Saat Natal tiba, anak-anak Jayne bersama ayah mereka untuk merayakan bersama. Saat liburan Natal seperti itu, Jayne mengunjungi ibunya meski ia harus memasak makanan sendiri untuk memastikan kehalalannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement