Kamis 15 May 2014 10:33 WIB

MERS tak Mengurangi Minat Umrah (2-habis)

Jamaah umrah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi.
Foto: Reuters/Amr Abdallah Dalsh
Jamaah umrah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Amri Amrullah

Jamaah diimbau tetap waspada.

Sebab, kata dia, segala bentuk pencegahan bisa dilakukan mulai dari suntik influenza, penggunaan masker, pola hidup sehat selama di Tanah Suci, makan, serta istirahat yang cukup.

Para penyelenggara, kata dia, harus memberikan pemahaman dan imbauan kesehatan. “Inilah pentingnya asosiasi dan penyelenggara umrah,” tuturnya.

Baluki memastikan, masifnya pemberitaan media terkait epidemik MERS tak membuat 300 travel yang berada di bawah naungan HIMPUH membatalkan jadwal pemberangkatan.

Semua jamaah yang sudah terdaftar tetap berangkat. Ini dengan pengecualian, para jamaah lanjut usia dan yang tengah sakit, sebagaimana ketentuan pemerintah. 

Justru, kendala penyelenggaraan umrah bukan pada epidemi MERS melainkan, menurut Asrul, ketatnya penerbitan visa oleh Arab Saudi.

Apalagi, menyusul dekatnya Rajab dan Sya'ban menjelang Ramadhan. Biasanya, visa sebelum Ramadhan diterbitkan jenis harian. “Karena minat umrah di Ramadhan tinggi,” paparnya.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Indonesia Anggito Abimanyu sebelumnya menegaskan, beberapa langkah antisipasi MERS bagi asosiasi dan travel yang akan berangkat umrah.

Di antaranya, ia menyarankan untuk tidak memberangkatkan jamaah umrah dengan kriteria berusia lebih dari 65 tahun, wanita hamil, dan anak-anak di bawah umur 12 tahun, serta jamaah dengan penyakit kronis, misalnya, penyakit jantung, ginjal, saluran pernapasan, dan diabetes.

Ia pun memastikan sesuai informasi WHO (Badan Kesehatan Dunia), MERS belum pada level darurat kesehatan.

Namun, tentu ia berharap perlu mendapat perhatian serius karena berstatus travel advise. Terutama kepada seluruh travel dan penyelenggara ibadah umrah di Tanah Air.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement