REPUBLIKA.CO.ID, BRADFORD -- Masjid-masjid di Inggris masih menjadi sasaran serangan Islamofobia. Yang terbaru, masjid di Bradford dan Glasglow menjadi korban serangan Islamofobia yang dilakukan kelompok sayap kanan.
'Tentara Salib Inggris' demikian nama kelompok tersebut membagi-bagikan selebaran anti-Islam. Ini yang kemudian menyebabkan rasa tidak nyaman di kalangan Muslim. Umat Islam khawatir pesan-pesan yang disampaikan pada akhirnya menaikan kembali kebencian terhadap Islam dan Muslim.
Beruntung, sebagian masyarakat Inggris, pejabat kota dan kepolisian tidak sependapat dengan pesan kebencian yang dipaparkan kelompok tersebut. Mereka menilai tindakan itu hanya akan merusak harmonisasi warga kota.
"Apa yang dilakukan mereka sangat mengintimidasi, mengundang permusuhan dan bernada mengancam. Ini mengejutkan jamaah yang hadir," kata Azhar Dim, salah seorang pengurus Masjid Cumbernauld di Glasglow, seperti dilansir The Guardian, Rabu (14/5).
Serangan tersebut terjadi Sabtu lalu, ketika kelompok sayap kanan itu berkumpul dan membagi-bagikan selebaran anti-Islam di Masjid Bradford dan Masjid Glasglow. Orang-orang yang menyebarkan selebaran itu menggunakan jaket hijau dengan logo partai. Ada pun selebaran itu berisikan, 'Kami Akan Rebut Kembali Negara Kami".
Kepala Polisi Bradford, Inpektir Ramzan Mohayuddin mengatakan akan melakukan pengawasan terhadap selebaran-selebaran yang beredar di masjid. Jika ada pelanggaran maka, polisi akan melakukan tindakan. "Kami bekerja sama dengan masyarakat setempat dan umat agama lain guna memberikan informasi. Bagi yang mengetahui ada informasi silahkan hubungi kami," ucapnya.
Uskup Bradford, Tom Butler menyayangkan soal kejadian itu. Ia menyarankan agar warga kota saling bekerjasama untuk membangun hubungan yang lebih baik. Pendapat senada juga diungkapkan koleganya, Zulfi Karim, Wakil Presiden Dewan Masjid Bradford.
"Kami, umat Islam akan bekerjasama dengan siapapun soal ini," kata dia.