REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Tidak semua masyarakat Inggris menyambut baik panggilan adzan yang mengudara di stasiun televisi Inggris, Channel 4. Pada tahun 2013 lalu, stasiun televisi tersebut telah menerima banyak keluhan.
"Sangat disayangkan, keluhan itu mencerminkan angka toleransi masih rendah, " ungkap Head of Factual Channel 4, Ralph Lee, seperti dilansir International Bussines Times, Ahad (11/5).
Kendati banyak ditolak, reaksi positif datang dari komunitas Muslim. Mereka berterima kasih kepada pihak stasiun yang menyediakan ruang untuk panggilan Adzan.
Sejak Juli lalu, Channel 4 mulai menyiarkan panggilan Adzan setiap waktu shalat tiba di bulan Ramadhan. Ini membuat Channel 4 menjadi stasiun televisi pertama yang menyiarkan Adzan secara langsung setiap harinya.
Dari 2.011 keluhan yang masuk, 1.658 diantaranya mempermasalahkan panggilan Adzan. Mereka umumnya mengindetifikasi diri sebagai gerakan patriotik Inggris. "Bersiap-siaplah melihat sebuah televisi menjadi kaki tangan Muslim," demikian bunyi salah satu pesan tersebut.
Terry Sanderson, Presiden Masyarakat Sekuler Nasional mengatakan keluhan itu hanyalah cara mencari perhatian. "Sangat masuk akal, sebuah stasiun televisi memberi ruang khusus bagi komunitas Muslim. Memang, lebih wajar kalau keluhannya apakah Channel 4 ini hanya sekedar meningkatkan rating saja," kata dia.
Namun, lanjut dia, bila melihat dari apa yang disiarkan BBC, ratusan jam lebih banyak membahas masalah umat Kristen. Tidak untuk agama minoritas lain, seperti Islam atauYahudi. "Ini yang tidak masuk akal," kata dia.
Selama mengudara, Channel 4 telah disaksikan 5.3 juta pemirsa, sementara populasi Muslim Inggris hanya 2.8 juta. "Saya kira ini merupakan bentuk keberhasilan memperkenalkan budaya minoritas. Apalagi menurut survei, empat dari lima penonton menyatakan mereka telah belajar sesuatu yang baru," kata juru bicara Channel 4.