REPUBLIKA.CO.ID, Petugas kepolisian pelayan masyarakat (PCSO), Jayne Kemp (28 tahun), akhirnya memutuskan masuk Islam saat seorang wanita Muslim menemuinya di kantor polisi di Eccles, Salford. Wanita itu melaporkan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dialaminya.
Setelah berdiksusi dengan Muslim lainnya di media sosial Twitter, Kemp merasa sangat terinspirasi dengan Islam. Dia lantas memutuskan meninggalkan agama Katolik yang selama ini dianutnya. Jayne bergabung di Persatuan Polisi Muslim Manchester (GMP) Agustus 2009 lalu dan bermukim di Manchester selatan.
Dia bersyukur karena institusi tempatnya bertugas tidak melarangnya menggunakan jilbab saat bertugas. Kini Jayne berpatroli di wilayah Eccles, Salford, dengan mengenakan hijab. Ia juga meluangkan waktu agar ia bisa melaksanakan shalat.
Di Eccles, terdapat sebuah masjid besar dengan populasi Muslim yang besar pula. Jayne berpikir dapat mencari tahu lebih banyak tentang Islam di sana.
''Saya pikir Islam memaksa wanita berada di sekitar dapur rumah saja, awalnya. Tapi ternyata tidak begitu. Islam mengajarkan untuk memanfaatkan waktu dengan baik, bersabar, dan saling menghormati,'' ungkap Jayne kepada Manchester Evening News, 29 January 2013.
Sejak mempelajari Islam, Jayne melihat adanya kesamaan dengan agamanya terdahulu, seperti menjaga hubungan baik dengan tetangga dan menghormati orang-orang yang lebih tua. ''Saya tak mencari agama saat itu. Tapi semua pertanyaan saya dijawab oleh Islam. Saya jatuh cinta dengan Islam,'' kata Jayne.
Ia bersyahadat pada April 2012 lalu. Kini ini menjalani hidup sepenuhnya sebagai Muslimah dan menerapkan Islam dalam kesehariannya. Ibu tunggal bagi seorang putra berusia sembilan tahun dan seorang putri berusia tujuh tahun itu bahkan berencana mengubah namanya menjadi Aminah.
Kedua anak Jayne sendiri masih merayakan Natal. Saat Natal tiba, anak-anak Jayne bersama ayah mereka untuk merayakan bersama. Saat liburan Natal seperti itu, Jayne mengunjungi ibunya meski ia harus memasak makanan sendiri untuk memastikan kehalalannya.
Jayne memutuskan memberi tahu ia masuk Islam kepada kerabatnya saat ia hendak mengenakan hijab. Wanita yang besar di Wythenshawe ini bersyukur keluarga dan kerabatnya mendukung. Selama ia bahagia, mereka pun bahagia.
Ia juga terbuka menyampaikan apa yang dibaca dan dipelajarinya mengenai Islam. Bahkan saudaranya mengatakan Jayne terlihat paling bahagia setelah menjadi Muslim. Pada 2013 lalu, setelah mulai ada polisi wanita Muslim, Jayne bersama GMP merancang regulasi hijab dan tunik bagi polisi Muslimah yang sebelumnya tidak ada.
Ia mengaku sempat khawatir apa yang akan dipikirkan rekan-rekannya terhadapnya. Tapi mereka bisa memahami. ''Warga Eccles sangat toleran. Mayoritas mereka tidak menyebut-nyebut hijab saya,'' kata Jayne.
Jayne mengaku anak-anaknya banyak bertanya tentang hijab yang dikenakannya. Tapi, ia tak akan memaksakan Islam kepada mereka. Jayne sendiri masih mempersilakan anak-anaknya menjalankan agama yang saat ini mereka yakini.
Ia berharap dengan ia menjadi Muslim, itu akan membantu meluruskan kesalahpahaman tentang Muslim dan Islam selama ini. ''Hanya berharap dengan menyampaikan itu, saya bisa menunjukkan pada mereka tidak mengapa wanita Muslim bekerja di kepolisian. Semoga itu juga bisa mengubah pandangan negatif terhadap Islam,'' tutur Jayne.
Jayne dibantu mengenal Islam oleh admin akun Twitter Muslim, Local Masjid, Muhammad Manzoor di Whalley Range. Pertanyaan-pertanyaan Jayne mengenai Islam, diakui Manzoor membuatnya juga belajar lagi.
"Ia menemukan agama bagi dirinya. Semoga ini juga bisa menunjukkan Muslim bisa berbaur di masyarakat tanpa keyakinannya ikut luntur,'' kata Manzoor.
Umat Muslim di Inggris berjumlah sekitar 2,5 juta orang. Sebuah jajak pendapat Financial Times menunjukkan Inggris merupakan negara yang menaruh kecurigaan paling besar terhadap Muslim. Sementara jajak pendapat yang dilakukan Evening Standard, menemukan mayoritas warga London memiliki opini negatif terhadap Muslim.