Jumat 02 May 2014 20:37 WIB

Jamaah Umrah Tak Khawatir dengan MERS

Rep: C64/ Red: Djibril Muhammad
Jamaah calon haji kelompok terbang (kloter) I siap terbang ke Tanah Suci dari Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Selasa (10/9). Kesehatan sekitar 70 persen jamaah Indonesia dinyatakan masuk ketagori risiko tinggi.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Jamaah calon haji kelompok terbang (kloter) I siap terbang ke Tanah Suci dari Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Selasa (10/9). Kesehatan sekitar 70 persen jamaah Indonesia dinyatakan masuk ketagori risiko tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit Middle East Respiratory Syndrome (MERS) sudah menyebar di beberapa negara di Timur Tengah, namun hal tersebut tidak mengurangi semangat untuk menunaikan ibadah umrah.

"Biasa-biasa saja, tak masalah," ujar Nano Sukatno, salah satu warga Bogor saat dihubungi Republika, Jumat (2/5).

Ia berkata, ada tidaknya penyakit MERS tidak masalah dengan keberangkatan umrahnya, karena dari Indonesia para jamaahnya telah disuntik antivirus atau vaksin.

"Harus benar-benar menjaga kesehatan, makan dan istirahat yang teratur, selain itu juga harus menghindari hal-hal yang menyebabkan tertular, seperti menghindar atau menjauh apabila ada warga atau jamaah yang batuk-batuk atau bersin-bersin," katanya.

Nano dijadwalkan akan melakukan ibadah umrah dalam waktu beberapa bulan ke depan dan berencana membawa serta istrinya. Ia mengatakan, memakai masker adalah salah satu cara mencegah tertularnya MERS, karena penyebarannya cepat melalui udara.

"MERS tak akan menyurutkan kami untuk melaksanakan ibadah Umrah, meskipun begitu kami harus tetap berhati-hati adanya kemungkinan, bahkan kami tak keberatan meminum susu unta asal kesehatan unta tersebut benar-benar baik. Kabar seperti itu benar-benar tak masalah bagi saya untuk tetap beribadah Umrah." katanya menegaskan.

Hal yang sama dikatakan Nurseha warga Bekasi yang berencana menjalankan ibadah umrah beberapa bulan lagi. Ia mengaku penyakit MERS cukup berbahaya, namun tak membuatnya untuk enggan beribadah Umrah.

"Pasrah saja, insya Allah tidak apa-apa, lagi pula sebelum kita berangkat ke Arab kita para jamaah disuntik vaksin dulu kan dari pemerintah, jadi tak masalah," katanya.

Lanjutnya, menjaga kesehatan adalah yang terpenting seperti, makan yang teratur dan tidak sembarangan, istirahat yang cukup, selalu menggunakan masker dan  tidak melakukan hal-hal yang beresiko seperti meminum susu yang tidak diketahui asal nya darimana dan bagaimana keadaan hewannya.

"Kami tetap akan berangkat ke sana, walaupun ada penyakit itu, niat baik pasti dilindungi Allah kan, insya Allah tak masalah dan baik-baik saja." katanya kepada Republika saat dihubungi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement