REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO--Jamaah umrah dari Indonesia beranggotakan 51 orang kini terkatung-katung di Kairo, Mesir, setelah menunaikan ibadah umrah di Makkah, Arab Saudi.
"Kami semua bingung mau buat apa, pengin cepat kembali ke Indonesia, tapi paspor kami ditahan dan hanya pakaian di badan," kata Tedy Fathuddin, salah satu anggota jamaah umrah, kepada Antara di Kairo, Rabu petang.
Duta Besar RI untuk Mesir Nurfaizi Suwandi telah melakukan tatap muka dengan jamaah tersebut untuk menenangkan mereka, kata Kepala Pelaksana Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Kairo, Windratmo Suwarno.
Menurut Tedy Fathuddin, jamaah itu tiba di Kairo pada Selasa (29/4) dari Abu Dhabi setelah ibadah umrah, dan sesuai jadwal, sedianya kembali ke Indonesia dari Kairo, Rabu (30/4) pukul 03.00 dini hari waktu Kairo.
Tedy asal Bengkulu yang membawa serta keluarganya, berlima termasuk ibu dan ayahnya itu mengambil paket umrah dan melancong ke Mesir lewat Travel Istiqomah di Bandung.
Namun saat boarding di Bandara Kairo, Selasa malam, paspor mereka dibawa kabur oleh pihak Travel Metro dari Mesir, mitra Travel Istiqamah.
Rupanya, Travel Metro menuntut pembayaran tunggakan dari Travel Istiqamah sebesar 200 ribu dolar AS.Celakanya, barang-barang bagasi jamaah sudah berada di pesawat Ettihadiyah.
"Sampai sekarang, selain paspor, barang-barang bagasi kami belum ketahuan entah di mana. Kabarnya bagasi itu sudah ditransfer dari pesawat Ettihadiyah ke pesawat Egypt Air, tapi pastinya belum jelas," tutur Tedy bernada galau.
Sementara itu, KBRI Kairo telah meminta pengacaranya dari Mesir untuk membuat laporan pengaduan kepada Kepolisian setempat terkait insiden penahanan paspor, kata staf Kepala Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Kairo Muhammad Nur Salim.
Jamaah umroh tersebut berasal dari beberapa daerah di Indonesia, antara lain dari Bengkulu, Jawa Barat, dan Bali.