Jumat 25 Apr 2014 16:12 WIB

Dukungan Mengalir Buat Polwan Berjilbab (3-habis)

Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) menggelar aksi simpatik untuk mendukung Polisi Wanita (Polwan) berjilbab di Bundaran HI, Jakarta.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) menggelar aksi simpatik untuk mendukung Polisi Wanita (Polwan) berjilbab di Bundaran HI, Jakarta.

Oleh: Mohammad Akbar

Nilai spiritual positif buat Polri

Peraturan terhadap polisi wanita (polwan) berjilbab perlu ditetapkan secepatnya oleh pimpinan Polri.

Sementara itu, makna yang terkandung dari pemberian izin para polwan berjilbab adalah nilai spiritual yang positif buat institusi kepolisian.

''Ayo tunjukan secara lembaga bahwa kepolisian memang bersungguh-sungguh. Kalau ini ditunjukkan dengan lahirnya aturan maka kita semakin yakin bahwa mereka yang berada di balik senjata itu juga memiliki nilai spiritual dalam mengayomi masyarakat,'' kata ustaz muda asal Bandung Erick Yusuf.

Kolumnis Celoteh Kang Erick di Republika Online ini juga mengatakan, aturan jilbab buat kepolisian ini sebenarnya bukanlah hal yang sulit.

Ia menyebut, di sejumlah instansi pemerintahan aturan semacam itu sudah diberlakukan. ''Jadi, hanya tinggal mencocokan saja dan tidak usah lagi membuat yang baru,'' ucapnya.

Erick menilai, sejak awal persoalan ini mencuat, sebenarnya pimpinan kepolisian sudah ingin mengizinkan anggotanya yang perempuan untuk menggunakan jilbab. Tapi, keinginan itu masih tampak canggung karena belum ada kebijakan jelas untuk mengaturanya.

Padahal, Kapolri, kata Erick, sempat mengeluarkan pernyataan para polwan itu telah diperbolehkan untuk mengggunakan jilbab saat bertugas. ''Nah, sekarang ini yang membuat ketetapan itu harus bisa dipercepat dan harus bersungguh-sungguh. Jangan ditunda-tunda lagi karena nantinya bisa jadi bias,'' desaknya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement