Senin 21 Apr 2014 00:58 WIB

Spiritualisasi Kehidupan Seksual: 'Deanimalisasi' Hubungan Seksual (1)

Ilustrasi
Foto: Wordpress.com
Ilustrasi

Oleh: Prof DR Nasaruddin Umar

Daya berpikir manusia jauh di atas daya pikir binatang.

“Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kalian berkembang biak dengan jalan itu.”  (QS as-Syura [42]: 11).

Kita sering berpikir bahwa tumbuh-tumbuhan dan binatang sesuatu yang terpisah dengan diri kita, apalagi benda-benda alam yang selama ini dipersepsikan dengan benda mati, seperti mineral, tanah, dan air.

Padahal, keseluruhannya itu tersimpul di dalam diri manusia. Itulah sebabnya manusia disebut mikrokosmos (al-'alam as-shagir) karena menghimpun keseluruhan unsur alam raya makrokosmos (al-'alam al-kabir).

Struktur fisik dan jiwa manusia menghimpun segala apa yang terkandung di dalam alam raya ini. Bukankah unsur badan kita dari tanah (khalaqtahu min thin), memiliki unsur tumbuh-tumbuhan (muharrikah), dan yang pasti manusia adalah hewan yang berpikir (al-insan hayawan an-nathiq).

Dengan demikian, dapat disederhanakan bahwa mineral adalah tumbuh-tumbuhan yang tidak sempurna karena tidak mempunyai gerak (muharrikah).

Tumbuh-tumbuhan adalah mineral yang sempurna, tetapi “hewan” yang tidak sempurna karena tidak memiliki pengetahuan (cognition). Hewan adalah “tumbuh-tumbuhan” yang sempurna, tetapi “manusia” yang tidak sempurna karena tidak memiliki pikiran spiritual (intellection).

Manusia adalah hewan yang sempurna, tetapi masih terus bergelut untuk mencapai kesempurnaan (insan kamil).

Hubungan-hubungan ini dilukiskan dalam bentuk syair oleh Jalaluddin Rumi dalam Matsnawi-nya:

“Dari alam mineral aku mati lalu menjadi tumbuh-tumbuhan; dari alam nabati aku mati, dan mencapai alam hewan. Dari alam hewan aku mati dan menjadi manusia. Lalu mengapa aku mesti takut? Kapan aku pernah jadi berkurang karena mati?”

“Nanti aku mati sebagai manusia agar aku bisa membentangkan sayapku dan mengangkat kepalaku di antara para malaikat. Sekali lagi, aku akan berkorban dari alam malakuti dan menjadi apa yang tak sanggup dibayangkan imajinasi.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement