Senin 07 Apr 2014 18:38 WIB

Jangan Abaikan Manasik (2)

Latihan manasik haji (ilustrasi).
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Latihan manasik haji (ilustrasi).

Oleh: Mohammad Akbar      

Kunci keberhasilan manasik lebih mendorong kepada para jamaah agar setiap diri mereka bisa yakin kepada janji Allah.

''Motivasi itulah yang kita gali. Kami ingin lewat manasik, para calon jamaah mempunyai pembekalan diri seperti halnya seorang Siti Hajar. Mereka harus yakin pada diri sendiri,'' ujar Mansyur dari Al Ahram Travel.

Untuk program manasik ini, Rum mengatakan, pihaknya mengemasnya seperti bentuk pesantren kilat. Durasi waktu yang dilakukan tiga hari tiga malam. Pembekalan yang diberikan dilakukan secara terstruktur dan intensif.

''Artinya, mereka kita berikan ilmu tentang ibadah haji atau umrah itu seperti apa. Selain itu, mereka juga kita latih untuk mempersiapkan diri seperti bangun jam tiga pagi. Lalu secara rutin mereka kita ajak untuk mendengarkan ceramah selepas Subuh sampai Isya. Semua itu sudah kami program,'' urainya.

Secara terpisah Sekretaris Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Cepi Supriatna menyatakan, penyelenggaraan haji ke depan harus menekankan pada aspek bimbingan manasik haji. Hal tersebut merupakan kunci dan roh dari rangkaian ritual haji.

''Bimbingan manasik haji ikut menentukan kemabruran haji seseorang sehingga diharapkan dapat membawa pengaruh positif bagi kualitas kesalehan sosial,'' kata Cepi.

Travel yang bisa dipercaya

Mencari travel haji dan umrah yang bisa dipercaya tak semudah membalik telapak tangan. Sebelum calon jamaah menyimpan rasa kecewa, Raudhah Amani Wisata (Ramani) Tours and Travel mencoba meredamnya. Upaya itu dilakukan dengan cara mem beberkan segala kemungkinan terburuk yang mungkin saja terjadi jika berangkat ke Tanah Suci bersama Ramani.

“Kami tidak mau para jamaah itu menaruh harapan terlalu tinggi. Ibaratnya, sejak awal kami sengaja menjelaskan hal-hal yang jelek dulu agar mereka nantinya tidak kecewa kepada kami,” kata Direktur Utama Ramani Travel, Djadjang Sudradjat.

Cara semacam ini rupanya tidak membuat jamaah menjadi menjauh. Djadjang mengungkapkan, para calon jamaah justru banyak yang datang dan memilih Ramani sebagai jasa pengantar beribadah ke Tanah Suci.

“Alhamdulillah, setiap tahun selalu terjadi peningkatan jamaah. Rata-rata untuk umrah kami memberangkatkan 1.000-1.200 jamaah setiap tahun,” tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement