Sabtu 05 Apr 2014 16:59 WIB

Spiritualisasi Kehidupan Seksual: Filosofi Seksual dalam Alquran (2-habis)

Ilustrasi
Foto: Trendsupdates.com
Ilustrasi

Oleh: Prof DR Nasaruddin Umar

Dalam ayat lain disebutkan, “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS Ali Imran [3]:14).

Yang membedakan binatang dan manusia dalam hubungan seksual terletak pada kesucian dan kesakralan seksual itu. Binatang tidak mengenal spiritualitas dan sakralitas seksual.

Manusia harus sadar kalau dirinya bukan binatang ketika ingin melakukan hubungan suami istri. Ia harus tampil sebagai manusia yang memiliki seperangkat nilai dan norma dalam melaksanakan hubungan suami istri.

Manusia haram melakukan hubungan suami istri yang bukan haknya. Manusia terlebih dahulu diminta mengikrarkan perjanjian suci  (mitsaqan ghalidhan) dalam bentuk akad nikah.

Pelaksanaan nikah pun harus memenuhi rukun dan syarat perkawinan jika perkawinannya ingin sah. Manusia harus menyadari diri jika hendak melakukan hubungan suami istri sebagai upaya reproduksi, mengembangkan keturunan.

Manusia diminta mengindahkan etika seksual. Sebelum melakukan hubungan intim, terlebih dahulu manusia harus berdoa memohon perlindungan dari setan. Seusai hubungan itu, ia diminta membersihkan diri dengan cara mandi junub.

Mandi junub ialah upaya untuk menyucikan diri oleh sepasang suami-istri setelah melakukan hubungan intim. Tujuan mandi junub, menurut Ibnu Arabi, ialah menyucikan diri setelah terlena mengingat Tuhan saat sedang orgasme.

Jika anak manusia melakukan hubungan suami-istri tanpa mengikuti ketentuan syar’i, tanpa melibatkan unsur spiritualitas cinta Ilahi, maka dikhawatirkan hubungan intim tersebut tidak ubahnya seperti cara binatang.

Hubungan seksual tidak bisa hanya didorong oleh hawa nafsu belaka, tetapi juga harus disertai dengan kesadaran emosional-spiritual, mulai saat merencanakan sampai usia melakukannya dengan dilakukan mandi junub yang baik dan benar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement