Sabtu 05 Apr 2014 09:18 WIB

Spiritualisasi Kehidupan Seksual: Filosofi Seksual dalam Alquran (1)

Ilustrasi
Foto: Blogspot.com
Ilustrasi

Oleh: Prof DR Nasaruddin Umar

Hubungan seksual tidak bisa hanya didorong oleh hawa nafsu, tetapi harus disertai dengan kesadaran emosional-spiritual.

“Mereka itu adalah pakaian bagimu dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka.” (QS al-Baqarah [2]:187).

Islam dan kelompok agama samawi lainnya (Yahudi dan Nasrani) menganggap kehidupan seksual sebagai sesuatu yang mulia, suci, dan sakral. Secara spiritual, hubungan seksual menurut ketiga agama ini digambarkan sebagai “peniruan” peran Tuhan sebagai Pencipta (sexual relationship can imitate God role as a Creator).

Menurut pandangan teologi, reproduksi melibatkan tiga pihak, bapak, ibu, dan Tuhan. Sa’id Ibn Musayyib meriwayatkan sebuah hadis Nabi SAW, “Ketika seorang suami berniat mendatangi istrinya, Tuhan mencatat untuknya 20 kebaikan dan menghapuskan 20 perbuatan buruknya. Ketika ia meraih tangan istrinya, Tuhan mencatat untuknya 40 kebaikan dan menghapuskan 40 perbuatan buruknya.

Ketika ia mencium istrinya, Tuhan mencatat untuknya 60 kebaikan dan menghapuskan 60 perbuatan buruknya. Ketika menggauli istrinya, Tuhan mencatat untuknya 120 kebaikan. Ketika ia beranjak membersihkan diri, Tuhan membanggakannya terhadap para malaikat dan berfirman, ‘Lihatlah hamba-Ku. Dia berdiri di tengah malam yang dingin untuk membersihkan dirinya dari kotoran (janabah) untuk mendapatkan perkenaan dari Tuhannya. Jadilah saksi-Ku bahwa Aku telah mengampuninya.”

Hadis riwayat Bukhari dari Abdullah bin Amr menceritakan ihwal salah seorang sahabat yang berpuasa di siang hari dan beribadah penuh di malam hari dengan harapan untuk memperoleh kedudukan lebih mulia di mata Tuhan.

Lalu, Nabi memberikan tanggapan, “Jangan lakukan seperti itu! Berpuasa dan berbukalah, bangun dan tidurlah karena sesungguhnya pada jasadmu ada haknya dan istrimu juga ada haknya.”

Di dalam Islam, Alquran melukiskan hubungan seksual sebagai salah satu kesenangan dan kenikmatan (istimta’) dari Tuhan. Kenikmatan dan dorongan seksual bukan hanya ditujukan kepada laki-laki, melainkan juga kepada perempuan sebagaimana disebutkan dalam ayat di atas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement