Jumat 04 Apr 2014 10:35 WIB

Memahami Makna Batin Alquran: Wahyu Kepada Lebah (2)

Ilustrasi
Foto: Wikipedia.org
Ilustrasi

Oleh: Prof DR Nasaruddin Umar

Kalau kita mengkaji Alquran, ternyata bukan hanya lebah yang disinggung memiliki hubungan interaktif dengan kemunitasnya, melainkan juga binatang-binatang lain.

Kita bisa memperhatikan bagaimana burung Hudhud bisa berkomunikasi interaktif dengan Nabi Sulaiman, seperti dinyatakan dalam ayat: “Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata: ‘Hai Manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu karunia yang nyata.’” (QS an-Naml [27]:16).

Contoh lain dengan masyarakat semut, Allah SWT menjelaskan: “Maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: ‘Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh. (QS an-Naml [27]:19). Banyak lagi contoh lain betapa binatang juga merupakan suatu komunitas (umat) di mata Allah SWT.

Kembali kepada lebah (an-nahl). Binatang ini menjadi salah satu nama surah dalam Alquran. Lebah adalah serangga yang memang betul-betul unik. Masyarakat lebah secara ekslusif diungkapkan di dalam Alquran  sebagai serangga yang membawa banyak keberuntungan kepada umat manusia.

Lebah menghasilkan madu (‘asal). Produksi berharga dari lebah tersebut ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam hadisnya yang berbunyi, “Madu dapat mengobati berbagai jenis penyakit”.

Sebuah disertasi yang mengambil penelitian tentang lebah madu yang dihubungkan dengan ayat Alquran surah an-Nahl ditulis oleh Prof Andi Mappatoba. Kajian mendalam guru besar Universitas Hasanuddin Makassar ini mengungkapkan bahwa lebah memiliki banyak keunikan.

Lebah memiliki tiga struktur komunitas, yaitu komunitas pekerja yang mencari madu ke berbagai kembang, komunitas pengamanan ratu yang tugasnya hanya berkerumun atau bergerombol di sarang. Aktivitas itu bukan tanpa maksud, para lebah tersebut mengamankan ratu dan madu dalam sarang dan ratunya sendiri.

Ratu bisa bertahan sampai tiga tahun dan yang paling pendek usianya ialah lebah kelas pekerja yang mencari madu. Selain itu, Andi juga menemukan kadar glukosa dalam madu lebih aman dikonsumsi dibanding dengan gula atau zat pemanis jenis lainnya.

Konon di Jerman ada sebuah rumah sakit yang unsur pengobatannya memanfaatkan kasiat dari lebah dan turunannya. Mulai dari madu, sarang lebah, sampai pada sengatan lebahnya sendiri.

Yang paling menarik untuk dikaji ialah mengapa serangga yang disebut dalam Alquran  adalah betina. Ternyata, berdasarkan kajian disimpulkan, yakni jenis lebah yang memimpin masyarakat lebah, seperti halnya masyarakat semut, ternyata adalah jenis betina (ratu).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement