Jumat 28 Mar 2014 13:03 WIB

Memahami Makna Batin Alquran: Al-Inzal dan Al-Tanzil (5)

Ilustrasi
Foto: Wordpress.com
Ilustrasi

Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar

Dalam kitab Syarah Fushush al-Hikam karangan Muayyiduddin al-Jundi halaman 82 disebutkan, sesuatu yang melalui al-inzal dan at-tanzil dari Allah SWT bukan hanya Alquran, melainkan juga ilham, hikmah, atau semacamnya.

Orang-orang yang berhak menerimanya pun tidak hanya para nabi, tetapi juga manusia-manusia pilihan Tuhan selain para nabi-Nya.

Ia mengatakan bahwa sesuatu yang turun (al-inzal wa an-nuzul) dari sisi-Nya atau yang naik (’uruj) ke hadirat-Nya adalah sesuatu yang relatif (nisbi), tidak ditentukan kriteria formalnya, yang jelas siapa pun di sisi Tuhan sudah sampai ke tingkat hakikat kalbu insan kamil (haqaiq al-qulub al-insaniyyah al-kamaliyyah), dapat mengaksesnya.

  

Ia mengatakan hal ini ketika mengomentari peristiwa turunnya kitab Fushush al-Hikam yang diberikan kepada salah seorang hamba-Nya bernama Ibn Arabi. Sebagaimana kita ketahui bahwa hadirnya bercorak tasawuf itu memiliki cerita khusus.

Disebutkan dalam penjelas kitab Fushush al-Hikam, karya Shainuddin Ali ibn Muhammad al-Turkah (jilid I/hal 8) bahwa, “Aku melihat Rasulullah SAW di dalam suatu mimpi (mubasysyirah) dalam sepuluh terakhir dari Muharram, 627 H di Damsyik (Damaskus, Suriah sekarang) dan di tangan Rasulullah SAW memegang sebuah kitab.”

“Rasul berkata kepadaku, ‘Ini kitab Fushush al-Hikam, ambillah dan sampaikanlah ini kepada manusia agar bisa memanfaatkannya.’ Lalu, aku mengatakan, “Respek dan ketaatan hanya kepada Allah, rasul-Nya, dan ulil amri dari kalangan kami, sebagaimana diperintahkan kepada kami.”

Dengan tegas Al-Turkah mengatakan, “Kitab ini (Fushush al-Hikam) berasal dari Rasulullah SAW, sebagaimana Alquran adalah kitab yang diturunkan kepadanya.” (hal 9).

  

Pengalaman seperti yang dialami oleh Ibn Arabi banyak juga dialami oleh golongan para ulama “elite” lainnya, sebagaimana dapat dilihat di dalam kitab Jami’ Karamat al-Auliya’, semacam ensiklopedia para wali karangan Yusuf Ibn Ismaíl am-Nabhani yang terdiri atas dua jilid.

Dalam kitab ini dipaparkan beberapa rahasia keajaiban (karamat) 695 wali yang disebutnya sebagai wali (al-auliya’). Ternyata, komunikasi spiritual antara para arwah, nabi, jin, malaikat, bahkan Allah sering dilakukan oleh para auliya’.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement