Senin 24 Mar 2014 07:57 WIB

Memahami Makna Batin Alquran: Al-Inzal dan Al-Tanzil (1)

Ilustrasi
Foto: Wordpress.com
Ilustrasi

Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar

Banyak hikmah di balik turunnya Alquran secara berangsur-angsur.

Dalam perspektif ilmu Alquran kata al-Inzal umumnya diartikan proses dengan penurunan Alquran oleh Allah SWT ke langit dunia secara sekaligus.

Sedangkan, kata al-tanzil diartikan turunnya Alquran berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW. Termasuk yang berpendapat seperti ini ialah ar-Raghib al-Ishfahani.

Dia mendasarkan pendapatnya pada hadis Nabi yang disampaikan Abdullah bin Abbas, “Allah menurunkan Alquran sekaligus ke langit dunia, tempat turunnya secara berangsur-angsur. Lalu, Dia menurunkannya kepada Rasul-Nya SAW bagian demi bagian.” (HR al-Hakim dan al-Baihaqi)

Dalam redaksi lain Ibnu Abbas mengatakan, “Alquran diturunkan pada malam Lailatul Qadar pada bulan Ramadhan ke langit dunia sekaligus, lalu Dia menurunkan secara berangsur-angsur.” (HR at-Thabrani)

Turunnya Alquran sekaligus dari Allah ke Lauh al-Mahfuz atau kepada Jibril bisa dimaklumi karena keduanya tidak memerlukan dimensi waktu. Berbeda ketika Alquran  diteruskan kepada Muhammad SAW, dilakukan dengan proses berangsur-angsur karena Rasul terikat dengan dimensi ruang dan waktu.

Seperti diketahui bahwa Alquran tidak diturunkan di dalam ruang kosong yang hampa budaya, tetapi turun di dalam suatu konteks masyarakat yang plural. Karena itu, Alquran  membutuhkan waktu selama 23 tahun dalam dua periode yang lebih dikenal dengan periode Makkah dan Madinah.

Di antara hikmah turunnya Alquran berangsur-angsur kepada Nabi, menurut mayoritas ulama, ialah pertama, untuk menguatkan dan meneguhkan hati Nabi dalam rangka menyampaikan dakwahnya untuk menghadapi celaan orang-orang musyrik.

Sebagaimana firman Allah, “Berkatalah orang-orang kafir, ‘Mengapa Alquran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?’ Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar).” (QS al-Furqan [25]:32).

Kedua, untuk memudahkan hafalan dan pemahaman karena Alquran diturunkan di tengah-tengah umat yang tidak pandai membaca dan menulis (ummi), sebagaimana diisyaratkan dalam Alquran, “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran untuk pelajaran maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS al-Qamar [54]:17).

Ketiga, sebagai pendidikan dan iktibar bagi umat Islam bahwa Allah pun menggunakan waktu yang relatif lama (23 tahun) dalam menurunkan Alquran. Padahal, Dia memiliki kemampuan Mahakreatif, “Kun fayakuun.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement