Kamis 20 Mar 2014 11:12 WIB

KH Arwani Amin, Pakar Qiraat dan Pendiri Ponpes Yanbuul Quran (2-habis)

KH Arwani Amin.
Foto: Blogspot.com
KH Arwani Amin.

Oleh: Rosita Budi Suryaningsih     

Arwani tumbuh menjadi seorang yang memiliki perangai halus, sangat berbakti kepada kedua orang tua, mempunyai solidaritas yang tinggi, rasa setia kawan, dan suka mengalah, tapi tegas dalam memegang prinsip.

Itulah mengapa banyak orang yang sayang padanya. Sopan santun dan selalu halus dalam perkataan dan perilaku membuatnya disegani. Kecerdasannya pun tak perlu dipertanyakan lagi.

Di pesantren-pesantren besar yang ia singgahi, selain ia menuntut ilmu, ia juga kerap didaulat untuk belajar mengajari santri-santri lain yang lebih muda. Meski ia menghadapi orang yang lebih muda, ia tetap santun dan lemah lembut.

Arwani Amin dikenal sebagai seorang ulama yang sangat tekun dalam beribadah. Dalam melaksanakan shalat wajib, ia selalu tepat waktu dan senantiasa berjamaah meskipun dalam keadaan sakit.

Sewaktu masih belajar Qiraat Sab’ah pada KH Munawir di Krapyak yang pelajarannya dimulai pada pukul 02.00 dini hari sampai menjelang Subuh, dia sudah siap pada pukul 00.00.

Sambil menunggu waktu pelajaran dimulai, ia manfaatkan untuk melaksanakan shalat sunah dan zikir. Kebiasaan tersebut tetap berlanjut setelah ia kembali dan bermukim di Kudus.

Pada 1935, Arwani Amin menikah dengan salah satu perempuan yang adalah cucu dari gurunya sendiri, KH Abdullah Sajad. Nama perempuan itu Naqiyul Khud yang setia menemani sang ulama yang lemah lembut ini.

Sebenarnya, semua kiai besar ingin mengambilnya sebagai menantu, namun ia menghormati pesan dari kakeknya agar nanti jika menikah, carilah perempuan yang di sekitar Kudus saja.

Arwani kemudian pulang ke kampung halamannya, Kudus, dan mendirikan Pondok Pesantren Huffadh Yanbuul Quran. Pondok pesantren tersebut hingga kini menjadi tujuan para santri yang ingin belajar menghafal Alquran dan belajar Qiraat Sab'ah.

Selain mengasuh pondok pesantren, ia juga banyak berdakwah. Arwani Amin juga merupakan seorang mursyid Thoriqah yang mempunyai ribuan jamaah. Kecerdasannya dalam ilmu agama juga membuatnya ia menghasilkan karya yang bisa digunakan oleh murid-muridnya hingga kini.

Karya tersebut adalah sebuah kitab dengan judul Faidl al-Barakat fi al-Sabi'a Qira'at. Kitab ini adalah panduan belajar Qiraat Sab'ah.

Kiai Arwani Amin wafat pada 25 Rabiul Akhir 1415 H atau bertepatan dengan 1 Oktober 1994 M dalam usia 92 tahun. Dia dimakamkan di kompleks Pesantren Yanbu'ul Qur'an Kudus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement