Selasa 18 Mar 2014 09:09 WIB

Menghapus Kebencian di Tembok Masjid

Salah satu masjid di Amerika
Salah satu masjid di Amerika

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ferry Kisihandi

Tak sengaja Michael Parks menemukan berita di Aljazirah. Pada Senin (10/3), ia secara acak membuka sejumlah laman berita.

Lalu, matanya terpaku pada Aljazirah, yang mengungkapkan vandalisme pada Masjid Islamic Society of the Appalachian Region’s (ISAR), New Jersey, AS.

Pertama kali, vandalisme menerpa masjid tersebut pascaperistiwa serangan bom 11 September 2001. Para pemimpin Muslim dan komunitas lokal membantu membersihkan semprotan kata-kata bernada kebencian di tembok masjid.

Pada 16 Desember 2013, masjid itu kembali menjadi target vandalisme. Sebuah sumber yang dikutip Aljazirah menyayangkan, tak ada bantuan seperti pada 2001. Padahal kala itu, mayoritas warga membantu memperbaiki masjid.

Parks terketuk hatinya setelah membaca berita ini. Sehari kemudian, ia menuju Lowe, sebuah toko ritel, membeli sejumlah peralatan untuk menghapus tulisan-tulisan di tembok masjid. Ia melihat gerbang masjid terbuka dan langsung menuju lokasi yang dituju.

‘’Prasangka dan kebencian tertera pada tembok ini,’’ katanya seperti dikutip Princeton Times, akhir pekan lalu.

Beberapa waktu kemudian, Derek Zeigler dan Barbie Dobbins bergabung. Ketiganya warga New Jersey. Mereka menggosok tembok agar tulisan dari cat itu terhapus.

Parks mengatakan, tulisan berhasil mereka hapus namun kerusakan tak terhindarkan. ‘’Seseorang meletakkan sesuatu dan memahat tembok masjid,’’ katanya sambil jarinya menunjuk pada titik-titik pahatan yang menimbulkan kerusakan.

Parks tak habis pikir ada orang yang membuang-buang waktu untuk mengungkapkan kebencian di tembok masjid.

Dobbins berharap, pemilik toko cat bersedia memberikan bantuan. Mereka bisa mendonasikan beberapa kaleng cat agar bangunan indah kembali. Menurut dia, ini ulah anak-anak muda,  pekerjaan amatir. 

‘’Kalau memang ada hal yang tak menyenangkan, sebaiknya kirimkan surat kepada pengurus masjid dan lakukan pertemuan,’’ katanya. Jadi, tak perlu menempuh tindakan vandalisme yang merusak.

Abdul Piracha, anggota senior komunitas Islam New Jersey, berada di luar kota ketika tiga relawan itu melakukan aksinya.

Sebelumnya, kepada Bluefield Daily Telegraph, ia mengungkapkan kesedihannya karena masjid menjadi tempat pelampiasan kebencian.

‘’Kejahatan ini benar-benar menyakitkan. Sebab, Muslim di sini merasa sebagai bagian dari mimpi Amerika,’’ jelas Piracha.

Ia berharap komunitas lokal, menerima Muslim dengan baik. Karena mereka sama-sama warga Amerika yang menghendaki hidup harmoni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement