Sabtu 15 Mar 2014 08:09 WIB

Melestarikan Tradisi Pesantren (3)

Suasana aktivitas santri di Pondok Modern Gontor 2 Ponorogo, Jawa Timur.
Foto: Republika/Damanhuri Zuhri
Suasana aktivitas santri di Pondok Modern Gontor 2 Ponorogo, Jawa Timur.

Oleh: Rosita Budi Suryaningsih  

Selain menjadi tempat melahirkan para ulama, pesanten menjadi tempat untuk melestarikan budaya Islam.

Budaya Islam dipraktikkan dalam keseharian para santri, kitab-kitab dibedah, dipahami maknanya, kemudian setelah lulus dari pesantren, diajarkan pada masyarakat di sekitarnya.

Cara pembelajaran pada pesantren ini bisa dianalogikan seperti banking system. "Yaitu, salah satu murid harus bisa memahaminya secara tuntas," jelasnya.

Ada hierarki tertentu, sesuai jenjang kitab yang dipelajarinya. Jika sudah tuntas mempelajari satu kitab, dilanjutkan dengan kitab berikutnya. Begitu sampai nanti sang kiai atau guru menyatakan santri tersebut telah sahih atau lulus.

Cara belajarnya menggunakan sifat masteri learning. Salah satunya dengan sistem Halaqoh, yaitu guru di tengah dan para santri membuat lingkaran. Cara lainnya adalah dengan sorogan atau secara individualis.

Santri secara perseorangan datang ke kiai membawa kitab dan membacakan apa yang ia baca dan pahami. Jika sudah dianggap sahih maka sang santri melanjutkan isi kitab berikutnya besoknya.

Jenjang pendidikan pada pesantren salafiyah ini adalah berdasarkan penguasaan dan pemahaman pada kitab kuning yang dipelajarinya. "Tidak dibatasi waktu," katanya.

Karena itu, dulu sering ada anggapan bahwa lulusan pesantren salafiyah kurang kontekstual dan kurang responsif pada masyarakat, karena menghabiskan waktu untuk mempelajari kitab-kitab lama.

Sedangkan, pesantren modern bisa mengembangkan sendiri kitab-kitab sebagai bahan ajarnya. Orientasinya tidak diharuskan untuk menghafal kitab kuning. "Bisa mengonstruksi kurikulum sendiri," kata Abdullah.

Ia mencontohkan salah satu pondok pesantren modern yang telah lama berdiri dan besar adalah Pondok Pesantren Gontor di Ponorogo.

Jika pesantren salafiyah dan pesantren modern terlihat jelas perbedaan dalam sistem pembelajarannya, bentuk pesantren semimodern merupakan perpaduan dari kedua model pesantren ini.

Model salafiyah dalam mempelajari kitab kuning masih dipelajari, tapi juga dirancang kurikulum dan sistem pembelajaran modern dengan memasukkan sekolah umum di dalamnya. "Biasanya, pesantren NU yang seperti ini," terang Abdullah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement