REPUBLIKA.CO.ID, Oleh; Ani Nursalikah
JAKARTA -- Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah mengadakan pelatihan cash management kepada unit amal usaha dari seluruh Indonesia. Kegiatan tersebut diadakan selama dua hari 6-7 Maret di Jakarta.
Pelatihan diikuti 150 peserta dari Sumatera dan Jawa Tengah. Dalam kegiatan itu, pengurus amal usaha Muhammadiyah diberi pemahaman mengenai penataan keuangan organisasi.
"Rencananya, Pimpinan Pusat Muhammadiyah akan membuat tabungan bisnis," ujar Bendahara Umum PP Muhammadiyah Anwar Abbas, Senin (10/3).
Dana likuid yang dimiliki Muhammadiyah disimpan dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito. Tapi, Muhammadiyah lebih banyak menyimpan dalam bentuk giro.
Hampir 50 persen, tepatnya 48,2 persen, dana Muhammadiyah berbentuk giro. Peralihan penyimpanan dana tersebut dilakukan untuk meningkatkan pendapatan Muhammadiyah.
Di giro, return yang didapatkan 0,5 persen per tahun. Sedangkan, pada tabungan bisnis, menghasilkan equivalent rate sebesar tiga sampai empat persen per tahun.
Dana tabungan bisnis akan dibuat di tujuh bank syariah yang telah ditunjuk Muhammadiyah. Dana tabungan bisnis ini, imbuh Anwar, bisa digunakan untuk menjaminkan amal usaha lain yang membutuhkan kucuran dana segar.
Dalam tabungan bisnis, PP Muhammadiyah akan mendapat bagian sepertiga. Sedangkan, amal usaha akan mendapat bagian dua per tiga.
Ketua Bidang Pemberdayaan Ekonomi Umat Majelis Ulama Indonesia ini menambahkan, setelah dijelaskan secara detail, amal usaha justru antusias.
Peralihan dana Muhammadiyah ini akan dijadikan sebuah gerakan. Selanjutnya, pelatihan cash management akan diadakan juga di kota-kota besar lainnya, seperti Surabaya dan Makassar.