Selasa 11 Mar 2014 14:47 WIB

Memahami Makna Batin Alquran: Lailatul Qadar (3)

Ilustrasi
Foto: Blogspot.com
Ilustrasi

Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar

Apakah kata lailah yang secara harfiah berarti malam atau menekankan makna simbolis (majazi). Dalam bahasa Arab, khususnya dalam syair-syair Arab, kata lailah bisa memiliki makna.

Lihat saja sebuah novel fenomenal berjudul Laila Majnun, sebuah novel sufistik yang ditulis oleh seorang sufi bernama Syekh Maulana Hakim Nidhami (1155-1223M).

Dalam novel ini, Laila memang nama putri seorang bangsawan, tetapi kata lailah diimajinasi sedemikian rupa sehingga lailah menyimpan makna cinta sedemikian dalam. Perhatikan cuplikan syair dalam buku tersebut:

“Oh, lilin jiwaku. Jangan kau siksa diriku ketika aku mengelilingimu. Kau telah memikatku, merampas tidurku, akalku, juga tubuhku.”

Laila adalah cahaya malam, Majnun adalah sebatang lilin. Laila adalah keindahan, Majnun adalah kerinduan. Laila menabur benih cinta, Majnun menyiraminya dengan air mata. Laila memegang cawan cinta, Majnun berdiri mabuk oleh aromanya.

“Aku bagaikan orang yang kehausan. Kau pimpin aku menuju Sungai Eufrat, lalu sebelum sempat aku minum, kau menarikku dan kembali ke kawasan panas membara. Padang pasir yang tandus. Kau mengajakku ke meja jamuan, tapi tidak pernah mempersilakanku makan! Mengapa kau menampakkannya kepadaku di awal jika tidak pernah berniat untuk membiarkan aku memiliki hartaku?”

Perhatikan juga syair pendek seorang pengantin baru yang takut kehilangan malam, “Ya laila thul, ya shubh qif! (Wahai malam bertambah panjanglah, wahai Subuh berhentilah).”

Kedua syair di atas mengambil makna simbolis (majazi) dari lailah. Syair pertama lailah lebih ditekankan kepada makna simbolisnya sebagai cinta yang sangat mendalam, keindahan, kepasrahan, keheningan, dan ketulusan.

Syair kedua malam melambangkan kebahagiaan dan kemesraan yang amat mendalam sehingga takut dipisahkan oleh keringnya siang. Dalam Lisan al-‘Arab, kamus bahasa Arab paling standar (15 jilid), kata lailah juga diartikan banyak arti. Selain berarti malam, juga bisa berarti gelap, hening, dan bahkan salah satu artinya ialah perempuan.

Jika lailah menjadi pangkalan pendaratan sesuatu yang bersifat sakral yang datang sekali setahun pada Ramadhan, patut dipertanyakan, lailah dalam arti apa yang lebih tepat menjadi pangkalan pendaratan dhamir hu dalam surah al-Qadr itu?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement